Morton’s Neuroma adalah kondisi medis yang ditandai dengan penebalan jaringan saraf di antara jari-jari kaki, biasanya antara jari ketiga dan keempat. Meskipun kecil dan tidak terlihat dari luar, Morton’s Neuroma bisa menyebabkan nyeri hebat, rasa terbakar, dan ketidaknyamanan saat berjalan. Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu Morton’s Neuroma, gejalanya, penyebabnya, serta berbagai metode pengobatan dan pencegahan yang dapat dilakukan.
Dalam Artikel Ini:
Apa Itu Morton’s Neuroma?
Morton’s Neuroma merupakan kondisi saraf perifer di bagian kaki yang mengalami iritasi atau tekanan, menyebabkan terbentuknya jaringan fibrotik (penebalan) di sekitar saraf plantar digital. Penebalan ini bukanlah tumor dalam arti kanker, namun merupakan pertumbuhan jinak yang dapat menyebabkan rasa sakit signifikan, terutama saat mengenakan sepatu sempit atau berjalan.
Kenapa Namanya “Morton”?
Nama “Morton” berasal dari Thomas George Morton, seorang ahli bedah asal Philadelphia yang pertama kali menjelaskan kondisi ini pada tahun 1876. Karena itu, kondisi ini sering juga disebut sebagai neuroma plantar intermetatarsal.
Gejala Morton’s Neuroma
Tahukah kamu jika gejala utama dari Morton’s Neuroma biasanya berkembang secara bertahap dan dapat muncul secara tiba-tiba jika saraf mengalami tekanan berulang.
Gejala Umum:
- Nyeri tajam atau terbakar di telapak kaki (terutama antara jari ketiga dan keempat).
- Rasa seperti menginjak batu kerikil atau benda kecil di dalam sepatu.
- Kesemutan atau mati rasa di jari-jari kaki yang terdampak.
- Sensasi “klik” saat berjalan, terutama saat mengenakan sepatu yang sempit.
Gejala bisa memburuk saat menggunakan sepatu hak tinggi atau sempit, dan biasanya membaik ketika kaki dilepas dari tekanan atau sepatu diganti dengan yang lebih longgar.
Penyebab Morton’s Neuroma
Morton’s Neuroma terjadi karena saraf plantar digital mengalami iritasi, peradangan, atau tekanan terus-menerus, yang akhirnya menyebabkan pembentukan jaringan parut.
Faktor-faktor Risiko Utama:
-
Penggunaan Sepatu Ketat
Sepatu yang menyempit di bagian depan kaki, seperti high heels, dapat menekan saraf secara konstan. -
Aktivitas Fisik Berulang
Aktivitas seperti jogging, lari maraton, atau olahraga yang banyak menekankan kaki depan meningkatkan risiko. -
Kelainan Struktural Kaki
Flat feet (kaki datar), high arches (lengkungan tinggi), atau bunion dapat mengubah cara tekanan didistribusikan di kaki, menyebabkan tekanan lebih pada saraf. -
Cedera atau Trauma Lama
Cedera kecil namun berulang pada kaki dapat memicu inflamasi dan pembentukan neuroma. -
Pekerjaan yang Mengharuskan Berdiri Lama
Pekerja retail, guru, atau chef yang berdiri berjam-jam setiap hari memiliki risiko lebih tinggi.
Diagnosis Morton’s Neuroma
Diagnosis Morton’s Neuroma biasanya dilakukan melalui kombinasi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa kaki, menekan area antara jari kaki, dan mencari tanda klik (Mulder’s sign) yang menunjukkan adanya neuroma.
2. Pemeriksaan Pencitraan
- USG (Ultrasonografi): Efektif dalam melihat penebalan jaringan saraf.
- MRI: Dapat menunjukkan secara detail jaringan lunak dan memastikan diagnosis bila ragu.
- X-ray: Tidak menunjukkan neuroma, tapi bisa mengeliminasi kemungkinan kondisi lain seperti fraktur stres.
Perbedaan Morton’s Neuroma dan Masalah Kaki Lain
Banyak kondisi kaki yang memiliki gejala serupa, seperti metatarsalgia, plantar fasciitis, atau stress fracture. Berikut perbedaannya:
Kondisi | Gejala Utama | Lokasi Nyeri | Tanda Khas |
---|---|---|---|
Morton’s Neuroma | Nyeri tajam dan rasa terbakar | Antara jari ke-3 dan ke-4 | Sensasi seperti batu di sepatu |
Metatarsalgia | Nyeri tumpul atau seperti ditekan | Seluruh telapak kaki depan | Nyeri memburuk saat berdiri lama |
Plantar Fasciitis | Nyeri tumit saat bangun tidur | Tumit dan telapak kaki | Nyeri membaik setelah berjalan |
Stress Fracture | Nyeri tajam & memburuk saat latihan | Area tulang metatarsal | Rasa nyeri saat disentuh langsung |
Pengobatan Morton’s Neuroma
1. Perawatan Konservatif (Non-Bedah)
a. Modifikasi Sepatu
- Gunakan sepatu dengan toe box lebar
- Hindari hak tinggi
- Gunakan insole yang mendistribusikan tekanan
b. Obat-obatan
-
Antiinflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen
c. Terapi Fisik
- Peregangan otot kaki
- Pemijatan area metatarsal
- Ultrasound therapy
d. Suntikan Kortikosteroid
- Mengurangi inflamasi pada saraf
- Efektif, tapi tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang
2. Perawatan Invasif
a. Sclerosing Injections
Menggunakan alkohol untuk “mematikan” saraf. Biasanya dilakukan dalam beberapa sesi.
b. Radiofrequency Ablation
Menggunakan panas untuk menghancurkan saraf yang rusak.
c. Operasi (Neurectomy)
Dilakukan bila semua metode gagal. Saraf yang terkena diangkat melalui sayatan kecil. Pasien bisa kembali beraktivitas normal dalam 4–6 minggu.
Prognosis dan Risiko Komplikasi
Sebagian besar kasus Morton’s Neuroma membaik dengan perawatan konservatif. Namun, jika tidak ditangani:
- Nyeri bisa semakin parah dan menetap
- Saraf menjadi lebih rusak
- Risiko perubahan gaya jalan (gait) akibat kompensasi rasa sakit
Setelah operasi, sebagian pasien mengalami neuroma stump (pertumbuhan kembali saraf) atau mati rasa permanen pada jari kaki.
Pencegahan Morton’s Neuroma
- Gunakan alas kaki yang tepat: Pilih sepatu dengan toe box lebar dan sol yang empuk.
- Batasi penggunaan high heels
- Lakukan peregangan kaki secara teratur, terutama jika Anda berdiri lama atau berjalan jauh setiap hari.
- Jangan abaikan nyeri kaki — nyeri ringan bisa menjadi tanda awal Morton’s Neuroma.
Morton’s Neuroma Pada Atlet dan Wanita
Atlet
Pelari dan pemain basket rentan karena tekanan berulang pada bola kaki. Pemakaian sepatu atletik dengan bantalan khusus dapat mencegah kondisi ini.
Wanita
Lebih dari 70% kasus Morton’s Neuroma terjadi pada wanita, khususnya mereka yang sering memakai high heels. Struktur kaki wanita dan kebiasaan berbusana menjadi faktor risiko besar.
Studi Kasus: Morton’s Neuroma yang Tidak Diobati
Seorang pasien wanita usia 42 tahun datang dengan keluhan nyeri di kaki selama 8 bulan. Ia mengira hanya “keseleo” ringan dan terus memakai high heels. Setelah didiagnosis Morton’s Neuroma stadium lanjut, ia memerlukan operasi dan 2 bulan pemulihan. Kasus ini menekankan pentingnya deteksi dini dan perubahan gaya hidup.
Kesimpulan
Morton’s Neuroma adalah kondisi yang sering diabaikan namun sangat mengganggu kualitas hidup. Mengenali gejala lebih awal dan melakukan perubahan gaya hidup, seperti pemilihan sepatu yang tepat, dapat mencegah kondisi ini memburuk. Jika Anda mengalami nyeri di antara jari kaki atau sensasi seperti berjalan di atas batu kecil, segeralah konsultasikan dengan dokter spesialis kaki (podiatrist atau ortopedi muskuloskeletal).
FAQ Seputar Morton’s Neuroma
Q: Apakah Morton’s Neuroma bisa sembuh total tanpa operasi?
A: Ya, jika ditangani dini dengan modifikasi alas kaki, terapi fisik, dan suntikan kortikosteroid.
Q: Apakah Morton’s Neuroma berbahaya?
A: Tidak membahayakan nyawa, tetapi bisa mengganggu mobilitas dan menyebabkan nyeri kronis.
Q: Apakah Morton’s Neuroma bisa kambuh?
A: Ya, terutama jika penyebab utamanya (misal: pemakaian sepatu sempit) tidak diatasi.
Q: Berapa lama pemulihan setelah operasi Morton’s Neuroma?
A: Sekitar 4–6 minggu untuk kembali aktivitas ringan, 2–3 bulan untuk aktivitas penuh.