drop foot

Drop Foot

4 mins read

Pernahkah Anda merasa kaki Anda tiba-tiba susah diangkat saat berjalan, seperti terjatuh atau terseret di tanah? Kondisi ini mungkin lebih dari sekadar kelelahan atau cedera ringan. Itulah yang disebut dengan drop foot, sebuah gangguan yang memengaruhi kemampuan Anda untuk mengangkat bagian depan kaki saat berjalan.

Meskipun terlihat sepele, drop foot dapat menghambat aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Penyebabnya pun beragam, mulai dari cedera saraf, stroke, hingga penyakit kronis.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai drop foot, termasuk penyebab, gejala, cara mendiagnosis, serta pengobatan yang dapat membantu memulihkan mobilitas dan mengembalikan kebebasan bergerak.


Apa itu Drop Foot?

Drop foot adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan untuk mengangkat kaki bagian depan, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam berjalan.

drop foot adalah

Secara medis, drop foot mengacu pada ketidakmampuan atau kelemahan otot-otot yang berfungsi untuk mengangkat kaki di bagian depan (dorsiflexion). Kondisi ini terjadi ketika terdapat masalah pada saraf yang mengontrol otot-otot ini, atau karena kerusakan pada otot-otot tersebut.

Apakah Drop Foot Berbahaya?

Drop foot bisa berbahaya karena meningkatkan risiko jatuh dan cedera. Ketidakmampuan untuk mengangkat bagian depan kaki dengan baik saat berjalan dapat menyebabkan penderita sering tersandung, terjatuh, atau mengalami kesulitan bergerak. Ini bisa mempengaruhi kualitas hidup dan membatasi aktivitas sehari-hari.


Gejala Drop Foot

Gejala utama dari drop foot adalah ketidakmampuan untuk mengangkat bagian depan kaki saat berjalan. Hal ini dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, namun umumnya mencakup:

  • Kesulitan Mengangkat Kaki: Penderita mungkin akan mengalami kesulitan saat mencoba untuk mengangkat bagian depan kaki, terutama saat berjalan atau menaiki tangga. Hal ini menyebabkan penderita menarik kaki atau mengangkatnya dengan cara yang tidak biasa.
  • Alas Kaki Kerap Terlepas: Hal ini terjadi karena ketidakmampuan untuk mengangkat bagian depan kaki dengan baik, yang menyebabkan ujung kaki cenderung menyentuh tanah atau terjatuh lebih cepat dari yang seharusnya.
  • Sering Tersandung dan Jatuh akibat kaki bagian depan yang tidak terangkat dengan baik. Kondisi ini terjadi ketika otot yang mengangkat kaki bagian depan melemah, menyebabkan kaki menyentuh tanah lebih cepat atau terjatuh saat melangkah, sehingga meningkatkan risiko tersandung atau jatuh, terutama di permukaan yang tidak rata.
  • Kelemahan atau Kelumpuhan Otot: Pada beberapa kasus, drop foot dapat disertai dengan kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot kaki lainnya. Hal ini bisa membuat penderita merasa kesulitan untuk menjaga keseimbangan atau berdiri dalam waktu lama.
  • Rasa Sakit atau Nyeri: Meskipun drop foot itu sendiri tidak selalu menyakitkan, beberapa penderita dapat merasakan rasa sakit atau ketidaknyamanan akibat masalah yang mendasari, seperti cedera atau neuropati.
  • Kehilangan Koordinasi: Penderita mungkin juga merasa kesulitan dalam mengoordinasikan gerakan kaki mereka, yang dapat menyebabkan gaya berjalan yang tidak normal atau canggung.

Penyebab Drop Foot

Penyebab drop foot bisa sangat bervariasi dan terkait dengan berbagai kondisi medis, termasuk penyakit neurologis, cedera saraf, atau gangguan otot. Beberapa penyebab umum meliputi:

  • Gangguan Saraf: Sebagian besar kasus drop foot disebabkan oleh cedera atau iritasi pada saraf peroneal, yang merupakan cabang dari saraf sciatic yang terletak di bagian luar lutut. Karena letaknya yang dekat dengan permukaan kulit, saraf ini rentan terganggu akibat cedera olahraga, operasi lutut atau pinggang, diabetes, penggunaan gips, atau duduk bersila dalam waktu lama.
  • Gangguan Otot: Penyakit yang menyebabkan penurunan kekuatan otot secara bertahap, seperti distrofi otot, amyotrophic lateral sclerosis (penyakit Lou Gehrig), dan polio, dapat menyebabkan kondisi ini.
  • Stroke: Ketika stroke terjadi, pasokan darah ke otak terganggu, yang bisa merusak bagian otak yang mengontrol gerakan otot kaki. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot yang bertanggung jawab untuk mengangkat kaki.
  • Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan berbagai gangguan motorik, termasuk drop foot. Pada MS, kerusakan pada lapisan pelindung saraf (mielin) mengganggu transmisi sinyal saraf, yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengendalikan otot.
  • Neuropati Perifer adalah kondisi yang melibatkan kerusakan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini sering kali terkait dengan diabetes, infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, atau paparan bahan kimia beracun. Jika saraf yang mengontrol otot kaki rusak, dapat mengarah pada drop foot.
  • Herniated Disk atau diskus hernia dapat menekan saraf-saraf yang menuju ke kaki. Tekanan ini bisa menyebabkan penurunan fungsi motorik dan sensorik pada kaki, termasuk gangguan dalam mengangkat kaki.
  • Cerebral Palsy adalah kelainan neurologis yang terjadi pada masa anak-anak dan mempengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh. Dalam beberapa kasus, cerebral palsy dapat menyebabkan drop foot sebagai akibat dari kelainan perkembangan saraf dan otot.

Diagnosa Drop Foot

Untuk mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengumpulkan riwayat medis pasien. Tes-tes yang umum dilakukan untuk mendiagnosis antara lain:

  • Pemeriksaan Fisik Dokter akan memeriksa kekuatan dan fungsi otot-otot kaki. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada kelemahan atau kelumpuhan yang berkaitan dengan drop foot.
  • Tes Elektroneurografi (ENG) dan Elektromiografi (EMG): Tes ini digunakan untuk mengukur aktivitas listrik dalam otot dan saraf. Tes ini dapat membantu dokter mengetahui apakah ada kerusakan pada saraf yang mengontrol otot kaki.
  • Pencitraan (CT Scan atau MRI) Jika diperlukan, dokter dapat merekomendasikan pencitraan untuk melihat kondisi otak, sumsum tulang belakang, atau saraf yang mungkin terpengaruh oleh penyakit atau cedera. CT scan atau MRI dapat mengidentifikasi masalah struktural seperti tumor, herniasi diskus, atau cedera saraf.

Cara Penanganan Drop Foot

Pengobatan untuk drop foot bergantung pada penyebab yang mendasari kondisi ini. Beberapa opsi pengobatan yang dapat dipertimbangkan meliputi:

1. Latihan Peregangan Kaki

Berikut ini beberapa gerakan latihan fisik yang dapat Anda lakukan sendiri di rumah untuk membantu meningkatkan kekuatan otot yang lemah:

  • Toe Raise, Point, and Curl

9 foot exercises: Strengthening, flexibility, and pain relief - Richmond Hill Cosmetic Clinic

  • Toe Raises on a Step

12 Exercises to Improve Ankle Mobility

  • Tennis Ball Roll

Foot Exercises: Strengthening, Flexibility, and More

2. Penggunaan Alat Bantu (Orthosis)

Penderita sering kali diberi alat bantu ortotik, seperti brace atau splint, untuk membantu menjaga kaki tetap stabil saat berjalan. Alat ini dapat membantu mencegah kaki terjatuh dan mengurangi risiko terjatuh.

AFO Matrix Trulife adalah alat bantu ortotik yang dirancang untuk pasien dengan drop foot sederhana pada satu sisi atau kedua sisi.

Alat ini dilengkapi dengan pelat kaki komposit yang menyimpan energi, penopang samping di depan pergelangan kaki, serta desain tumit terbuka untuk kenyamanan lebih.

Cangkang depan dan pelat kaki dapat disesuaikan dengan ukuran kaki pengguna, memberikan dukungan optimal saat berjalan.

3. Stimulasi Saraf Elektrik

Untuk beberapa penderita, stimulasi saraf elektrik dapat digunakan untuk merangsang saraf yang lemah atau rusak. Alat stimulasi saraf ini biasanya dipasang di kaki atau pergelangan kaki dan memberikan impuls listrik yang membantu mengaktifkan otot yang lemah.


Kapan Harus ke Dokter?

Jika disertai dengan gejala lain seperti kelemahan pada satu sisi tubuh, nyeri hebat, demam, mual muntah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan drastis, atau kesulitan mengontrol buang air besar dan kecil.

Segera cari perawatan medis karena gejala-gejala tersebut bisa menandakan kondisi serius seperti stroke, infeksi, tumor, atau cauda equina syndrome.

Apakah Operasi Diperlukan?

Dalam beberapa kasus, jika masalah saraf atau otot tidak dapat diperbaiki dengan terapi konservatif, prosedur bedah mungkin diperlukan. Operasi ini dapat mencakup pelepasan saraf terjepit, rekonstruksi tendon, atau pemasangan alat bantu ortotik yang lebih canggih. Pembedahan langsung pada saraf dapat memperbaiki kondisi, namun juga berisiko menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada saraf.


Apakah Drop Foot Bisa Sembuh?

Drop foot bisa sembuh tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika penyebabnya adalah cedera saraf sementara atau gangguan otot yang dapat dipulihkan, ada kemungkinan pemulihan dengan perawatan yang tepat, seperti terapi fisik, penggunaan alat bantu ortotik (seperti AFO), atau pengobatan medis lainnya.

Namun, jika disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, seperti stroke atau penyakit neurologis progresif, pemulihannya bisa lebih menantang, tetapi pengobatan dan rehabilitasi dapat membantu mengelola gejalanya dan meningkatkan fungsi kaki. Dalam beberapa kasus, pembedahan atau prosedur medis lain juga dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

dr. Vannesa Lam

dr. Vannesa Lam adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara pada tahun 2020.