carpal tunnel syndrome

Carpal Tunnel Syndrome

8 mins read

Apakah Anda sering merasa sakit di pergelangan tangan, diikuti oleh kesemutan yang mengganggu di jari-jari Anda? Anda mungkin menggoyangkan tangan, berharap rasa mati rasa itu hilang, tetapi gejala ini terus kembali, mengganggu tidur dan aktivitas harian Anda. Kondisi yang tampaknya sepele ini mungkin adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS), sebuah gangguan yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, terutama mereka yang banyak menggunakan tangan untuk bekerja, seperti mengetik, mengoperasikan mesin, atau bahkan bermain alat musik.

Jika gejala CTS tidak ditangani dengan baik, mereka bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Kelemahan otot bisa menjadi permanen jika saraf median mengalami kerusakan yang parah. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan permanen dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Artikel ini akan membahas secara mendetail tentang carpal tunnel syndrome, mulai dari definisi, penyebab, gejala, proses diagnosis, hingga berbagai metode pengobatan yang tersedia.


Apa itu Carpal Tunnel Syndrome?

Carpal tunnel syndrome adalah salah satu kondisi neuropati periferal yang paling umum. Neuropati periferal adalah gangguan yang mempengaruhi saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. CTS terjadi ketika tekanan yang meningkat pada saraf median di terowongan karpal menyebabkan kerusakan pada fungsi saraf tersebut.

Anatomi Terowongan Karpal

Terowongan karpal adalah saluran sempit yang dibentuk oleh tulang karpal (tulang pergelangan tangan) dan ligamen transversa karpi (ligamentum yang membentang di atas tulang-tulang tersebut). Di dalam terowongan ini, terdapat saraf median dan sembilan tendon fleksor yang berfungsi untuk menggerakkan jari-jari tangan.

Saraf Median

Saraf median adalah salah satu saraf utama di lengan yang mengendalikan otot-otot di sekitar pangkal ibu jari serta sensasi di telapak tangan, ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan bagian dari jari manis. Ketika saraf ini tertekan atau teriritasi, gejala CTS dapat muncul.


Gejala Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah kondisi yang berkembang secara bertahap dan gejalanya bisa bervariasi dalam intensitas dari ringan hingga parah. Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai berbagai gejala yang umum dialami oleh penderita CTS:

1. Mati Rasa dan Kesemutan

Mati rasa dan kesemutan adalah gejala utama dari CTS. Gejala ini seringkali dirasakan pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian dari jari manis. Fenomena ini terjadi karena saraf median yang terjepit tidak dapat mengirimkan sinyal saraf dengan benar ke jari-jari tersebut.

  • Banyak penderita merasakan mati rasa atau sensasi seperti kehilangan perasaan di jari-jari yang dipersarafi oleh saraf median.
  • Kesemutan yang dirasakan biasanya disertai sensasi seperti tertusuk jarum atau rasa geli yang tidak nyaman. Mati rasa dan kesemutan ini sering terjadi pada malam hari atau pagi hari setelah bangun tidur. Hal ini karena posisi tidur yang dapat menekuk pergelangan tangan dan meningkatkan tekanan pada saraf median.

4. Rasa Sakit

Bervariasi dari rasa sakit ringan hingga nyeri yang parah, rasa sakit ini biasanya terasa di pergelangan tangan dan bisa menjalar ke lengan atau bahu. Beberapa penderita juga melaporkan rasa sakit yang menjalar ke arah jari-jari tangan.

  • Pada Pergelangan Tangan: Rasa sakit sering terpusat di daerah pergelangan tangan, terutama di malam hari.
  • Rasa Sakit Menjalar: Rasa sakit bisa menjalar dari pergelangan tangan ke lengan bawah, dan kadang-kadang hingga ke bahu. Hal ini terjadi karena saraf median memanjang dari pergelangan tangan ke seluruh lengan bawah.

5. Kelemahan Pada Otot Tangan

Kelemahan ini terutama terasa pada otot-otot yang dikendalikan oleh saraf median, yaitu otot-otot di sekitar pangkal ibu jari.

  • Kehilangan Kekuatan Cengkeraman: Banyak penderita CTS mengalami kesulitan dalam memegang atau menggenggam objek. Kegiatan sehari-hari seperti membuka botol, memegang cangkir, atau menulis bisa menjadi tantangan.
  • Kelemahan Otot Ibu Jari: Saraf median mengendalikan beberapa otot di ibu jari. Jika saraf ini tertekan, otot-otot tersebut bisa melemah, menyebabkan kesulitan dalam melakukan gerakan tertentu dengan ibu jari.

6. Gejala Lainnya

Selain gejala utama yang telah disebutkan, beberapa penderita CTS mungkin juga mengalami:

  • Sensasi Terbakar: Beberapa orang merasakan sensasi terbakar di tangan atau jari-jari.
  • Pembengkakan: Meskipun jarang, beberapa penderita melaporkan adanya pembengkakan di tangan dan pergelangan tangan.
  • Perasaan Kaku: Beberapa penderita mungkin merasakan kekakuan di jari-jari, terutama di pagi hari.
  • Gangguan Sensasi: Beberapa orang mungkin mengalami gangguan sensasi, di mana mereka merasa seperti tangan mereka bengkak atau tebal, meskipun tidak ada pembengkakan yang nyata.

Perkembangan Gejala

Gejala CTS sering berkembang secara bertahap dan dapat memburuk seiring waktu jika tidak diobati. Pada tahap awal, gejala mungkin muncul hanya sesekali dan sering kali dikaitkan dengan aktivitas tertentu. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala bisa menjadi lebih sering dan parah.

  • Tahap Awal: Gejala seperti kesemutan atau mati rasa mungkin muncul hanya setelah penggunaan tangan yang intens atau di malam hari.
  • Tahap Menengah: Gejala menjadi lebih sering dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari. Mati rasa dan kesemutan mungkin dirasakan sepanjang hari.
  • Tahap Lanjut: Gejala menjadi terus-menerus dan bisa menyebabkan kerusakan permanen pada saraf median. Pada tahap ini, kelemahan otot dan penurunan kemampuan motorik halus menjadi lebih nyata.

Penyebab Carpal Tunnel Syndrome

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada perkembangan CTS. Beberapa penyebab dan faktor risiko utama meliputi:

1. Faktor Anatomi

Individu dengan terowongan karpal yang lebih kecil mungkin lebih rentan terhadap CTS karena ruang yang tersedia lebih sempit untuk saraf dan tendon.

2. Cedera atau Trauma

Cedera pada pergelangan tangan, seperti patah tulang atau dislokasi, dapat mempengaruhi ruang di dalam terowongan karpal dan menyebabkan tekanan pada saraf median.

3. Penyakit dan Kondisi Medis

  • Diabetes: Penderita diabetes lebih rentan terhadap kerusakan saraf, termasuk CTS.
  • Artritis Reumatoid: Peradangan yang disebabkan oleh artritis dapat mempengaruhi tendon di pergelangan tangan, meningkatkan risiko CTS.
  • Hipotiroidisme: Kondisi ini dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat meningkatkan tekanan dalam terowongan karpal.
  • Kehamilan: Perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan pembengkakan di pergelangan tangan, meningkatkan risiko CTS.

4. Faktor Pekerjaan dan Aktivitas

Gerakan Berulang: Pekerjaan atau aktivitas yang melibatkan gerakan tangan dan pergelangan tangan berulang-ulang, seperti mengetik, menggunakan alat getar, atau pekerjaan montir, dapat meningkatkan risiko CTS.

5. Kebiasaan Posisi Tangan dan Pergelangan Tangan yang Buruk

Posisi tangan dan pergelangan tangan yang tidak ergonomis atau sering menggunakan peralatan yang mengharuskan posisi tertentu dapat memberikan tekanan tambahan pada terowongan karpal.

6. Faktor Lain

  • Jenis Kelamin: Wanita lebih sering mengalami CTS dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan oleh ukuran terowongan karpal yang lebih kecil pada wanita.
  • Usia: Risiko CTS meningkat seiring bertambahnya usia.

Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome

Mendiagnosis Carpal Tunnel Syndrome (CTS) memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mencakup evaluasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, serta berbagai tes diagnostik untuk memastikan bahwa gejala yang dialami pasien memang disebabkan oleh CTS dan bukan kondisi lain yang memiliki gejala serupa. Berikut adalah langkah-langkah yang umum dilakukan dalam diagnosis CTS:

1. Riwayat Medis

Langkah pertama dalam diagnosis CTS adalah pengumpulan riwayat medis yang rinci. Dokter akan menanyakan berbagai pertanyaan untuk memahami gejala yang dialami pasien serta faktor-faktor risiko yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan CTS.

  • Deskripsi Gejala: Pasien diminta untuk menjelaskan secara rinci gejala yang mereka alami, termasuk kapan gejala mulai muncul, seberapa sering gejala terjadi, dan aktivitas atau posisi tertentu yang memperburuk atau meringankan gejala.
  • Riwayat Pekerjaan: Informasi mengenai pekerjaan pasien dan aktivitas harian yang melibatkan penggunaan tangan dan pergelangan tangan secara berulang-ulang sangat penting, karena pekerjaan atau aktivitas tertentu dapat meningkatkan risiko CTS.
  • Riwayat Kesehatan: Dokter juga akan menanyakan tentang riwayat kesehatan pasien, termasuk adanya kondisi medis lain seperti diabetes, artritis reumatoid, hipotiroidisme, atau kehamilan, yang dapat berkontribusi pada perkembangan CTS.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah mendapatkan riwayat medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada tangan dan pergelangan tangan pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mencari tanda-tanda fisik yang konsisten dengan CTS.

  • Inspeksi Visual: Dokter akan memeriksa tangan dan pergelangan tangan untuk mencari tanda-tanda pembengkakan, perubahan warna kulit, atau deformitas.
  • Tes Tinel: Dokter akan mengetuk atau menekan saraf median di pergelangan tangan untuk melihat apakah tindakan tersebut menimbulkan rasa sakit atau kesemutan. Jika pasien merasakan sensasi tersebut, ini bisa menjadi indikasi CTS.
  • Tes Phalen: Pasien diminta untuk menekuk pergelangan tangan dengan posisi punggung tangan saling berhadapan dan menahan posisi tersebut selama sekitar satu menit. Jika gejala mati rasa, kesemutan, atau rasa sakit muncul, ini bisa menjadi indikasi CTS.
  • Evaluasi Kekuatan Otot: Dokter akan memeriksa kekuatan otot di tangan, terutama di sekitar pangkal ibu jari, untuk mencari tanda-tanda kelemahan otot yang mungkin disebabkan oleh CTS.

3. Tes Diagnostik

Jika riwayat medis dan pemeriksaan fisik menunjukkan adanya indikasi CTS, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa tes diagnostik tambahan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menilai tingkat keparahan kondisi. Tes-tes ini meliputi:

  • Elektromiografi (EMG): Tes ini mengukur aktivitas listrik dalam otot untuk menentukan apakah ada kerusakan pada saraf median. Jarum elektroda kecil dimasukkan ke dalam otot untuk mengukur aktivitas listrik saat otot dalam keadaan istirahat dan kontraksi. Hasil EMG yang abnormal bisa menunjukkan adanya kerusakan saraf yang konsisten dengan CTS.
  • Studi Konduksi Saraf: Tes ini mengukur seberapa cepat impuls listrik bergerak melalui saraf median. Elektroda ditempatkan pada kulit di atas saraf median, dan impuls listrik ringan dikirimkan melalui saraf. Jika impuls listrik bergerak lebih lambat dari biasanya, ini bisa menunjukkan adanya kompresi atau kerusakan pada saraf median.
  • Ultrasonografi: Tes pencitraan ini menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar dari jaringan lunak di pergelangan tangan. Ultrasonografi dapat membantu mendeteksi pembengkakan saraf median atau gangguan lain di dalam terowongan karpal.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): MRI memberikan gambaran yang lebih detail tentang jaringan lunak di pergelangan tangan. Meskipun jarang digunakan untuk diagnosis awal CTS, MRI bisa membantu mengidentifikasi kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala serupa, seperti tumor atau kista.

4. Diagnosis Diferensial

Karena gejala CTS bisa mirip dengan kondisi lain, penting untuk melakukan diagnosis diferensial untuk mengecualikan kemungkinan penyebab lain dari gejala yang dialami pasien. Beberapa kondisi yang bisa memiliki gejala mirip dengan CTS antara lain:

  • Radikulopati Servikal: Kompresi atau iritasi pada akar saraf di tulang belakang leher dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan CTS, seperti rasa sakit, mati rasa, dan kelemahan di lengan dan tangan.
  • Neuropati Ulnaris: Kondisi ini melibatkan kompresi saraf ulnaris di pergelangan tangan atau siku, yang bisa menyebabkan mati rasa dan kesemutan di jari kelingking dan jari manis.
  • Neuropati Perifer: Kerusakan saraf perifer yang disebabkan oleh kondisi seperti diabetes bisa menyebabkan gejala mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki.
  • Artritis Reumatoid: Peradangan yang disebabkan oleh artritis reumatoid bisa menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit di pergelangan tangan yang mirip dengan gejala CTS.
  • De Quervain Syndrome: Carpal Tunnel Syndrome dan De Quervain Syndrome tampak mirip karena keduanya menyebabkan rasa sakit dan kelemahan di pergelangan tangan. CTS disebabkan oleh kompresi saraf median, sementara De Quervain Syndrome disebabkan oleh peradangan tendon di sisi ibu jari pergelangan tangan.

Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome

Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) tanpa bedah dapat dilakukan melalui beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan sehari-hari untuk mengurangi gejala dan mencegah perburukan kondisi. Berikut adalah beberapa metode yang mudah dilakukan:

1. Istirahat dan Modifikasi Aktivitas

Mengistirahatkan tangan dan pergelangan tangan dari aktivitas yang memperburuk gejala dapat membantu mengurangi tekanan pada saraf median. Menghindari gerakan berulang-ulang dan memberikan jeda yang cukup saat bekerja sangat penting.

2. Menggunakan Penyangga Pergelangan Tangan (Splint)

Memakai penyangga pergelangan tangan, terutama pada malam hari, dapat menjaga pergelangan tangan dalam posisi netral dan mengurangi tekanan pada saraf median. Penyangga pergelangan tangan juga bisa digunakan saat melakukan aktivitas yang memerlukan gerakan tangan berulang-ulang.

3. Latihan Peregangan dan Penguatan

Melakukan latihan peregangan dan penguatan untuk tangan dan pergelangan tangan dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot, serta mengurangi tekanan pada saraf median. Contoh latihan termasuk:

  • Peregangan pergelangan tangan: Menekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah dengan lembut.
  • Latihan penguatan: Menggunakan bola karet atau clay untuk digenggam dan dilepas secara berulang-ulang.

4. Mengatur Posisi Ergonomis

Menyesuaikan posisi kerja agar lebih ergonomis dapat mengurangi tekanan pada pergelangan tangan. Misalnya, saat mengetik, pastikan keyboard dan mouse berada pada posisi yang nyaman dan tidak membuat pergelangan tangan tertekuk.

5. Kurangi Rasa Sakit Dengan Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (NSAID)

Obat-obatan seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Obat ini bisa dibeli bebas dan digunakan sesuai petunjuk untuk meredakan gejala sementara.

6. Kompres Dingin

Menggunakan kompres dingin di pergelangan tangan selama 10-15 menit beberapa kali sehari dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.

7. Menghindari Faktor Pemicu

Mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang memicu gejala CTS, seperti posisi tangan yang buruk atau penggunaan alat getar, sangat penting untuk mencegah perburukan kondisi.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara konsisten, banyak orang dapat mengelola gejala Carpal Tunnel Syndrome dengan efektif tanpa perlu intervensi bedah. Namun, jika gejala tetap berlanjut atau memburuk, sebaiknya konsultasikan dengan profesional medis untuk evaluasi dan pengobatan lebih lanjut.


Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?

Penting untuk mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala CTS yang terus-menerus atau memburuk, terutama jika gejala tersebut mulai mengganggu aktivitas harian atau menyebabkan kesulitan dalam pekerjaan.

Penanganan dini dapat membantu mencegah kerusakan saraf yang lebih serius dan meningkatkan peluang pemulihan penuh.

dr. Grace Shandy Siahaan

dr. Grace Shandy Siahaan menyelesaikan profesi dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2019. Salah satu quotes favoritnya terkait kesehatan dari B.K.S. Iyengar yaitu “Health is a state of complete harmony of the body, mind and spirit. When one is free from physical disabilities and mental distractions, the gates of the soul open” .