TTH

Kenali Tension Type Headache (TTH), Apa Bedanya Dengan Sakit Kepala Biasa?

4 mins read

Sakit kepala adalah gejala umum yang hampir setiap orang pernah alami. Salah satu jenis sakit kepala yang paling sering terjadi adalah Tension Type Headache (TTH) atau sakit kepala tegang. Berdasarkan data penelitian, sekitar dua dari tiga orang dewasa mengalami TTH, dengan perempuan lebih berisiko dibandingkan laki-laki.

Meskipun sering terjadi, sakit kepala tegang umumnya tidak berbahaya dan tidak mengancam jiwa. Durasi sakit kepala ini biasanya singkat dan dapat ditangani di rumah dengan obat-obatan yang dijual bebas. Namun, dalam beberapa kasus, sakit kepala tegang bisa menjadi lebih sering atau parah sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam mengenai jenis-jenis, penyebab, gejala, serta cara mengatasi tension type headache.


Jenis-Jenis TTH

TTH dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi kemunculannya, yaitu:

  • Infrequent Episodic TTH: Terjadi hanya sekali atau kurang dalam satu bulan.
  • Frequent Episodic TTH: Terjadi lebih dari satu hingga 15 kali dalam sebulan selama tiga bulan berturut-turut.
  • Chronic TTH: Terjadi lebih dari 15 kali dalam sebulan selama tiga bulan atau lebih berturut-turut.

Tipe episodik biasanya lebih ringan dan jarang mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, tipe kronis bisa berdampak lebih serius terhadap kualitas hidup seseorang karena frekuensinya yang tinggi.


Penyebab Sakit Kepala Tegang

Penyebab pasti dari TTH masih belum sepenuhnya dipahami dalam dunia medis. Sebelumnya, kondisi ini diduga disebabkan oleh ketegangan otot kepala dan leher. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sensitivitas abnormal pada sistem saraf pusat berperan dalam menimbulkan rasa nyeri pada penderita sakit kepala tegang.

Meskipun penyebab pastinya belum jelas, ada beberapa faktor pemicu yang dapat meningkatkan risiko munculnya TTH, di antaranya:

  • Stres emosional
  • Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk
  • Kelelahan fisik dan mental
  • Postur tubuh yang buruk
  • Kelaparan atau dehidrasi
  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol atau kafein secara berlebihan

Menghindari atau mengelola faktor-faktor pemicu ini dapat membantu mencegah timbulnya sakit kepala tegang.


Perbedaan TTH Dengan Sakit Kepala Biasa

Perbedaan utama antara Tension Type Headache (TTH) dan sakit kepala biasa terletak pada penyebab, gejala, dan pola serangannya. Berikut adalah perbandingannya:

Aspek Tension Type Headache (TTH) Sakit Kepala Biasa (Umum)
Penyebab Dipicu oleh stres, ketegangan otot, kurang tidur, postur tubuh yang buruk, atau dehidrasi. Bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti flu, sinusitis, tekanan darah tinggi, atau dehidrasi.
Gejala Nyeri tumpul seperti diikat atau ditekan di sekitar kepala, biasanya di kedua sisi kepala. Tidak berdenyut dan tidak memburuk dengan aktivitas. Bisa berupa nyeri tumpul atau berdenyut, sering hanya di satu sisi atau di seluruh kepala.
Intensitas Ringan hingga sedang, tidak terlalu mengganggu aktivitas. Bisa ringan, sedang, hingga berat, tergantung penyebabnya.
Durasi Bisa berlangsung dari 30 menit hingga beberapa hari. Durasi bervariasi, bisa singkat (beberapa menit) atau lama (berhari-hari).
Pemicu Stres, kurang tidur, postur tubuh buruk, kelelahan, dehidrasi. Infeksi, alergi, tekanan darah tinggi, perubahan hormon, konsumsi alkohol atau makanan tertentu.
Pengobatan Bisa diatasi dengan istirahat, perbaikan gaya hidup, relaksasi, atau obat pereda nyeri seperti paracetamol/ibuprofen. Bergantung pada penyebabnya, bisa dengan istirahat, hidrasi, atau pengobatan spesifik seperti antibiotik (jika infeksi).

Jadi, TTH adalah jenis sakit kepala yang lebih spesifik, umumnya disebabkan oleh stres dan ketegangan otot, serta memiliki pola nyeri yang khas. Sedangkan sakit kepala biasa bisa mencakup berbagai jenis sakit kepala dengan penyebab yang lebih luas.


Gejala Sakit Kepala Tegang

Penderita TTH biasanya menggambarkan rasa sakit kepala yang:

  • Seperti diikat dengan tali atau diremas di sekitar kepala
  • Intensitasnya ringan hingga sedang
  • Tidak memburuk dengan aktivitas fisik
  • Konstan, tidak berdenyut
  • Terjadi di kedua sisi kepala
  • Sering disertai nyeri otot di leher

Berbeda dengan migrain, sakit kepala tegang jarang disertai mual atau muntah. Namun, beberapa penderita dapat mengalami sensitivitas terhadap cahaya atau suara.

Durasi Serangan

  • Episodik: berlangsung 30 menit hingga beberapa jam, biasanya muncul di tengah hari dan cepat hilang.
  • Kronis: dapat bertahan selama berhari-hari hingga berminggu-minggu, mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebagian besar kasus TTH tidak memerlukan penanganan medis dan dapat diredakan dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Namun, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kondisi berikut:

  • Sakit kepala terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu
  • Obat pereda nyeri tidak efektif mengatasi gejala
  • Sakit kepala sangat mengganggu aktivitas
  • Nyeri kepala berdenyut, hebat, atau hanya terjadi di satu sisi kepala

Selain itu, segera cari pertolongan medis di unit gawat darurat jika sakit kepala disertai dengan gejala berikut:

  • Bicara cadel atau sulit berbicara
  • Gangguan keseimbangan
  • Demam tinggi
  • Kelemahan atau mati rasa pada anggota tubuh
  • Gangguan penglihatan (pandangan kabur, ganda, atau gelap tiba-tiba)

Gejala di atas dapat mengindikasikan penyakit yang lebih serius seperti stroke, infeksi otak, tumor otak, atau pecahnya aneurisma, sehingga memerlukan penanganan segera.


Cara Mengatasi Sakit Kepala Tegang

1. Pengobatan Mandiri

Jika sakit kepala masih ringan, Anda bisa mencoba langkah-langkah berikut:

  • Istirahat yang cukup – tidur yang cukup dapat mengurangi sakit kepala.
  • Minum air putih – dehidrasi bisa memicu sakit kepala.
  • Kompres air dingin atau hangat – dapat membantu meredakan nyeri otot.
  • Relaksasi dan teknik pernapasan dalam – mengurangi stres dan ketegangan otot.

Jika sakit kepala tidak mereda, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti:

  • Paracetamol
  • Ibuprofen
  • Aspirin

Namun, penggunaan obat pereda nyeri sebaiknya tidak berlebihan agar tidak menyebabkan sakit kepala akibat konsumsi obat berlebihan (medication overuse headache).

2. Perubahan Gaya Hidup

Untuk mencegah TTH kambuh, Anda bisa menerapkan pola hidup sehat seperti:

  • 🧘 Mengelola stres dengan baik – lakukan meditasi, olahraga, atau aktivitas yang membuat Anda rileks.
  • 💪 Memperbaiki postur tubuh – postur yang baik dapat mengurangi ketegangan otot.
  • 🍎 Menjaga pola makan dan hidrasi – makan tepat waktu dan cukup minum air putih.
  • 🚭 Menghindari rokok dan alkohol – karena dapat memperburuk sakit kepala.

3. Terapi Tambahan

Beberapa terapi alternatif yang terbukti membantu mengurangi sakit kepala tegang meliputi:

  • 🩺 Akupuntur – dapat mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala kronis.
  • 💆 Terapi pijat – membantu meredakan ketegangan otot di leher dan kepala.
  • 🌿 Aromaterapi – minyak esensial seperti lavender dan peppermint dapat memberikan efek relaksasi.

Jika sakit kepala terjadi terlalu sering atau semakin parah, dokter mungkin akan meresepkan obat pencegahan seperti antidepresan trisiklik untuk mengurangi frekuensi dan intensitas nyeri.


Yuk, Konsultasi Ke Dokter

Tension type headache adalah jenis sakit kepala yang paling umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Namun, jika sakit kepala terjadi terlalu sering atau sangat mengganggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan mengenali gejala, menghindari pemicunya, serta menerapkan pola hidup sehat, Anda bisa mengurangi risiko dan frekuensi sakit kepala tegang.

Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Anda mengatasi sakit kepala dengan lebih baik!

dr. Rosini Tanjung Kemala, Sp.KFR

dr. Rosini Tanjung Kemala, Sp.KFR, menyelesaikan spesialisasi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Universitas Diponegoro pada tahun 2004.