spinal fusion surgery

Spinal Fusion Surgery: Apakah Diperlukan Untuk Pasien Skoliosis?

5 mins read

Skoliosis adalah kelainan pertumbuhan tulang belakang dimana tulang belakang membengkok ke samping membentuk huruf C atau S, dan jika melihat dari hasil rontgen, lebih dari 10 derajat Cobb’s Angle.

Pada anak-anak yang paling sering adalah skoliosis idiopatik. Sementara orang dewasa lebih banyak yang mengalami skoliosis degeneratif. Pengobatan skoliosis meliputi observasi, terapi konservatif (yaitu latihan fisik yang spesifik dan penggunaan brace), hingga operasi.

Sebagian besar kasus skoliosis tidak memerlukan operasi. Tetapi, dokter biasanya melakukan operasi pada kasus skoliosis yang berat atau bila ada indikasi medis tertentu dan tidak ada lagi terapi konservatif yang bisa dilakukan. Tindakan operasi yang masih menjadi gold standard pada pasien skoliosis adalah spinal fusion surgery.


Apa itu Spinal Fusion Surgery?

Spinal fusion surgery adalah operasi yang paling umum dilakukan pada pasien skoliosis. Konsep dari spinal fusion surgery adalah meluruskan dan menyatukan tulang belakang yang bengkok.

spinal fusion surgery adalah

Kemudian, menempatkan material seperti pengait, kabel, skrup, dan metal batangan untuk mempertahankan posisi tulang belakang agar tetap lurus hingga tulang tersebut menyatu menjadi satu tulang yang lurus dan kokoh.


Kapan Perlu Dilakukan Spinal Fusion Surgery?

Keputusan untuk dilakukan operasi atau tidak umumnya didasarkan pada sejumlah faktor, yaitu tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang, apakah ada gejala yang memburuk, dan bagaimana responsnya terhadap terapi konservatif.

Secara umum, dokter akan menganjurkan operasi pada pasien skoliosis jika ada indikasi medis seperti:

  1. Derajat Kurva Skoliosis Berkembang Sangat Signifikan Dari Waktu Ke Waktu. Contohnya pada kasus skoliosis non-idiopatik (disebabkan karena adanya kondisi medis lain). Hanya saja manfaat operasi untuk mencegah perkembangan kurva harus dipertimbangkan terhadap risiko yang akan terjadi mengingat penyakit yang mendasarinya
  2. Mengancam Nyawa
  3. Menimbulkan Kecacatan sehingga pasien mengalami keterbatasan dalam fungsi sehari-hari
  4. Rasa sakit yang mengganggu dan tidak respons dengan terapi konservatif. 

Pada anak-anak/remaja, tujuan dilakukan operasi adalah mengurangi dan mencegah agar derajat kurva tidak bertambah parah.

Sebagian besar dokter bedah menyetujui bahwa anak-anak yang memiliki derajat kurva skoliosis yang berat (45 hingga 50 derajat atau lebih) memerlukan tindakan operasi karena risiko kurva akan bertambah parah lebih besar, bahkan setelah usia pertumbuhan. 

Spinal fusion surgery biasanya dilakukan setelah tulang matur atau sudah melewati usia pertumbuhan, kecuali pada kasus tertentu dimana derajat kurva skoliosis berkembang dengan pesat walaupun sudah dilakukan terapi konservatif Hal ini untuk menghindari komplikasi Crank Shaft Phenomenon, yaitu progresi kurva tetap berlanjut pasca operasi sehingga dibutuhkan operasi ulang. 

Pada orang dewasa, tujuan dilakukan operasi berbeda dengan anak-anak/remaja, yaitu lebih untuk mengelola gejala seperti nyeri punggung atau nyeri pada sendi kecil antar segmen tulang belakang akibat kelainan bentuk dan gejala neurologis seperti nyeri saraf atau kelemahan akibat kompresi saraf. Jika pasien mengalami kelemahan yang memburuk di kaki karena ada saraf yang tertekan, lebih baik untuk dilakukan operasi. 


Bagaimana Prosedur Spinal Fusion Surgery?

Spinal fusion surgery termasuk operasi yang besar, dimana durasinya umumnya berlangsung selama 4 hingga 8 jam, tergantung dari derajat kurva skoliosisnya dan seberapa banyak tulang belakang yang perlu disatukan.

Pada spinal fusion surgery, dokter bedah akan membuat sayatan di bagian tengah punggung. Dokter kemungkinan juga akan membuat sayatan di tubuh bagian depan pada kondisi tertentu. Otot-otot digeser ke samping agar terlihat tulang belakangnya.

Sendi antar segmen tulang belakang diangkat untuk dilonggarkan. Celah antar segmen tulang belakang tersebut akan diisi dengan beberapa jenis material tulang, yang disebut bone grafts. Umumnya, potongan-potongan kecil tulang ditempatkan di dalam celah antar segmen tulang belakang yang akan disatukan.

Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan tulang (mirip dengan proses penyembuhan patah tulang) dan membantu proses penyambungan tulang belakang sehingga menjadi tulang belakang yang bengkok dapat menjadi satu tulang yang lurus. 

prosedur operasi skoliosis

Metal batangan, skrup, kait, dan/atau kawat dipasang untuk menahan agar posisi tulang belakang tidak berubah hingga tulang belakang menyatu. Metal batangan yang digunakan pada spinal fusion surgery biasanya tidak diangkat.

Sangat sedikit pasien yang memerlukan operasi ulang untuk mengangkat metal batangan dan jika diperlukan, hal ini mungkin karena beberapa alasan, seperti infeksi atau ada material yang patah. 

Spinal fusion surgery dapat dilakukan dengan atau tanpa tindakan dekompresi, sesuai ada atau tidaknya gejala penekanan pada saraf.


Apa Saja Teknik Spinal Fusion Surgery? 

1. Posterior Fusion

Posterior fusion, dimana tulang belakang dioperasi dari belakang, adalah teknik operasi yang paling umum dilakukan pada skoliosis idiopatik dan skoliosis neuromuskular. Pasien akan diposisikan telungkup kemudian sayatan dibuat di punggung mereka

2. Anterior Fusion

Anterior fusion lebih sering digunakan untuk skoliosis kongenital dan kifosis, atau kadang digunakan pada beberapa kasus skoliosis idiopatik dan skoliosis neuromuskular yang berat. Sayatan dibuat di sepanjang tulang rusuk atau di sisi perut. Setelah tindakan, pasien umumnya harus mengenakan brace/penyangga hingga tulang belakangnya sembuh total. 

3. Kombinasi Anterior and Posterior Fusion

Kombinasi Anterior and posterior fusion dilakukan pada beberapa kasus khusus. Umumnya, kedua operasi ini dapat dilakukan pada hari yang sama, tetapi kadang-kadang harus dilakukan dalam operasi terpisah. 


Resiko Operasi Skoliosis

Sebagian besar kasus spinal fusion berhasil dan tidak melibatkan komplikasi serius, namun setiap tindakan operasi pasti ada potensi risikonya.

Hal ini harus dipertimbangkan dengan cermat dan didiskusikan dengan dokter bedah sebelum melakukan tindakan. Potensi risiko yang dapat terjadi pada spinal fusion surgery, meliputi: 

1. Perdarahan 

2. Infeksi 

3. Kerusakan Saraf

Kerusakan saraf yang mungkin terjadi dapat berupa kerusakan saraf ringan (mati rasa) hingga berat (kelumpuhan). Namun, risiko kerusakan saraf yang berat sangatlah kecil (<1%)

4. Pseudoarthrosis

Terkadang, sebagian kecil kasus (1%), tulang belakang tidak berhasil menyatu sepenuhnya. Hal ini dapat memakan waktu beberapa bulan hingga tahun untuk terlihat. Pasien mungkin mengeluhkan nyeri punggung yang tidak kunjung membaik setelah operasi.

Ketika tulang belakang tidak berhasil menyatu, material logam yang dipasang lama-kelamaan menjadi aus dan bisa patah/pecah. Jika hal tersebut terjadi, maka butuh tindakan operasi ulang untuk menambah bone grafts dan mengganti material logam yang rusak. 


Apakah Spinal Fusion Surgery Mempunyai Efek Samping?

Spinal fusion surgery memang dapat menghasilkan pengurangan derajat kurva yang sangat baik, namun jumlah koreksi yang dipaksakan juga memiliki efek samping, yaitu: 

1. Bagian Punggung Menjadi Lebih Kaku dan Kurang Fleksibel Secara Permanen

Kebanyakan pasien memiliki rentang gerak yang cukup pada bagian punggung yang tulang belakangnya tidak disatukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Namun, untuk kegiatan yang membutuhkan fleksibilitas lebih pada tulang belakang, mungkin perlu beberapa waktu untuk beradaptasi. Sebagian besar pasien menemukan bahwa, dalam waktu 1 tahun atau lebih, punggung mulai berasa “normal” dalam melakukan aktivitas sehari-hari

2. Flat Back Phenomenon

Hilangnya lordosis normal pada bagian lumbar (punggung bawah) yang mengakibatkan flat back. Pasien biasa mengeluhkan rasa tidak nyaman atau pegal yang sulit hilang, dan badan akan cenderung bungkuk ke depan


Proses Pemulihan Setelah Spinal Fusion Surgery 

Rasa sakit yang dilaporkan pasien setelah operasi sangat bervariasi. Biasanya, pasien akan mengeluhkan rasa sakit yang lebih parah dibanding sebelumnya segera setelah operasi.

Rasa sakit akan mulai berkurang secara bertahap dalam waktu beberapa minggu hingga bulan. Sebagian besar pasien mengatakan bahwa rasa sakit dirasa lebih membaik kurang lebih 1 tahun setelah operasi. 

Setelah spinal fusion surgery, pasien juga memerlukan fisioterapi berupa latihan fisik setelah operasi untuk mengembalikan fungsi otot dan mobilisasi tulang belakang karena setelah operasi, tulang belakang pasti menjadi lebih kaku. Latihan yang diberikan contohnya berupa latihan koreksi postural, penguatan core, dan mobility.

Dalam masa pemulihan, pasien juga diminta untuk menghindari mengangkat beban berat dan meminimalkan membungkuk ke depan selama 6 minggu pertama. Sebagian besar pasien dapat mulai kembali melakukan aktivitas olahraga non-kontak (lari, weightlifting, senam) dalam waktu 4 hingga 6 bulan setelah operasi.

Tulang belakang harus sepenuhnya sembuh sebelum dapat kembali melakukan semua aktivitas tanpa batasan, termasuk olahraga kontak. Biasanya memerlukan waktu 6 hingga 12 bulan setelah operasi untuk mendapatkan tulang belakang yang kokoh. 


Apakah Tulang Belakang Dapat Lurus Setelah Spinal Fusion Surgery?

Spinal fusion surgery memang dapat mengkoreksi tulang belakang yang bengkok secara signifikan, tapi bukan berarti semua kasus skoliosis dapat dikembalikan lurus dengan sempurna.

Dokter bedah akan meluruskan tulang sejauh batas yang aman karena juga harus mempertimbangkan kemungkinan efeknya pada sumsum tulang belakang.

Tingkat koreksi tergantung dari seberapa fleksibel skoliosis pasien sebelum operasi. Secara umum, semakin fleksibel maka semakin baik pula koreksi setelah operasi. Dokter bedah dapat mengukur fleksibilitas tulang belakang pasien sebelum operasi dengan pemeriksaan rontgen khusus yaitu yang diambil dalam posisi bending.

Sebagian besar pasien pulih dari operasi dengan derajat kurva yang sudah dikoreksi hingga 25 derajat atau kurang. 

dr. Sherlene Santoso

dr. Sherlene Santoso adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya pada tahun 2021.