kifosis

Kifosis

4 mins read

Kifosis adalah suatu kelainan tulang belakang yang ditandai oleh kelengkungan berlebihan ke depan pada bagian atas tulang belakang. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai kelompok usia dan dapat memiliki dampak signifikan pada postur dan kesehatan seseorang.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara menyeluruh tentang kifosis, mencakup aspek-aspek seperti definisi, jenis, penyebab, gejala, metode diagnosis, serta opsi pengobatan dan manajemen yang tersedia.


Apa itu Kifosis?

Sebelum kita merinci tentang kifosis, mari memahami anatomi tulang belakang secara umum. Tulang belakang, juga dikenal sebagai columna vertebralis, terdiri dari serangkaian vertebra yang membentuk rangkaian melengkung.

Kifosis terjadi ketika tulang belakang melengkung ke depan secara berlebihan, membentuk lengkungan yang convex di bagian atas tulang belakang.

kifosis adalah

Normalnya, area tulang belakang bagian atas manusia memiliki kurva yang melengkung sedikit. Namun, bagaimana jika kurva lengkungan tersebut berlebihan? Inilah yang dinamakan kifosis, kelainan tulang yang membuat penderitanya terlihat bungkuk.

Tidak Semua Orang Bungkuk itu Mempunyai Kifosis

Meskipun ada korelasi antara postur bungkuk dan kifosis, tidak semua orang yang bungkuk pasti mengalami kifosis. Postur bungkuk bisa disebabkan oleh banyak faktor lainnya selain kifosis, seperti osteoporosis, cedera tulang belakang, postur yang salah, atau kebiasaan buruk lainnya.


Gejala Kifosis

Gejala kifosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pada beberapa kasus, gejala mungkin tidak terlalu mencolok, sementara pada kasus lain, dapat terjadi masalah serius. Beberapa gejala klinis umum kifosis meliputi:

1. Pergelangan Tubuh yang Meningkat

Pada kifosis, terlihat peningkatan kelengkungan tulang belakang ke depan, yang dapat menyebabkan punggung membentuk bentuk seperti busur.

2. Nyeri pada Punggung

Beberapa individu dengan kifosis mungkin mengalami nyeri pada daerah punggung, terutama pada bagian atas tulang belakang.

3. Penampilan Tampak Miring

Pergelangan tubuh yang tidak simetris, dengan satu bahu atau satu sisi pinggul tampak lebih tinggi dari sisi lain.

4. Penyulit Respirasi

Pada kondisi yang parah, kelengkungan tulang belakang dapat memberikan tekanan tambahan pada paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas.

5. Pengaruh pada Fungsi Jantung

Kifosis yang sangat parah dapat memengaruhi fungsi jantung dan organ-organ di sekitarnya.


Jenis Kifosis & Penyebabnya

Kifosis dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah jenis-jenis kifosis berikut dengan penyebabnya.

1. Postural

Kifosis postural adalah salah satu jenis yang paling umum terjadi. Pada jenis ini, bungkuk tidak disebabkan oleh masalah tulang atau gangguan medis lainnya, tetapi lebih karena kebiasaan postur yang buruk seperti berikut ini:

  • Kebiasaan Duduk yang Buruk: Duduk dengan posisi yang buruk secara teratur, seperti membungkuk ke depan atau melengkungkan punggung saat duduk di depan komputer atau televisi, dapat menyebabkan kifosis postural.

kebiasaan duduk yang menyebabkan kifosis

  • Penggunaan Gadget: Menghabiskan banyak waktu dengan posisi yang membungkuk saat menggunakan smartphone, tablet, atau laptop juga dapat menyebabkan kifosis postural. Ini sering terjadi karena kecenderungan untuk menunduk saat menggunakan perangkat tersebut.

Posisi Buruk Dalam Penggunaan Gadget

  • Kekurangan Aktivitas Fisik: Kurangnya latihan fisik yang memperkuat otot-otot inti dan punggung juga dapat menyebabkan kifosis postural. Otot-otot yang lemah tidak dapat mendukung tulang belakang dengan baik, yang dapat mengakibatkan postur yang buruk.
  • Faktor Lingkungan: Faktor-faktor lingkungan seperti posisi duduk yang buruk di tempat kerja atau di sekolah, kursi yang tidak ergonomis, atau bantal tidur yang tidak mendukung dapat menjadi penyebab utama.

Biasanya, kondisi ini dapat diperbaiki dengan perbaikan postur dan latihan fisik.

2. Struktural

Biasanya disebabkan oleh masalah pada struktur tulang belakang, seperti kecacatan bawaan atau cedera. Pada jenis ini, bisa didiagnosis pada berbagai usia, tergantung pada penyebabnya.

3. Scheuermann

Juga dikenal sebagai kifosis adolesen, ini adalah bentuk kifosis struktural yang berkembang selama masa pertumbuhan remaja. Scheuermann terjadi karena pertumbuhan abnormal pada tulang belakang.

4. Degeneratif

Terjadi sebagai hasil dari degenerasi tulang belakang yang terkait dengan penuaan. Penyusutan disk intervertebralis dan perubahan struktural lainnya dapat menyebabkan kelengkungan tulang belakang.

5. Congenital

Merupakan bentuk kifosis yang ada sejak lahir akibat kelainan bawaan pada pembentukan tulang belakang.


Diagnosis dan Pengujian Kifosis

Diagnosis kifosis melibatkan sejumlah langkah untuk menentukan jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa metode diagnostik yang umum digunakan meliputi:

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai postur tubuh, melibatkan pengukuran kelengkungan tulang belakang dan pengamatan terhadap kelainan visual.

2. Sinar-X

Sinar-X adalah alat diagnostik utama untuk melihat struktur tulang belakang dan mengukur tingkat kelengkungan.

3. MRI atau CT Scan

Pada kasus tertentu, dokter dapat merujuk pasien untuk menjalani MRI atau CT scan untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci tentang struktur tulang belakang dan organ-organ terkait.

4. Pengukuran Cobb Angle

Pengukuran Cobb angle juga digunakan pada kifosis untuk menentukan tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang.


Pengobatan dan Manajemen Kifosis

Pilihan pengobatan untuk kifosis dapat bervariasi tergantung pada jenis, tingkat keparahan, dan gejala yang dialami oleh pasien. Beberapa opsi pengobatan dan manajemen meliputi:

1. Terapi Fisik

Terapis fisik dapat merancang program latihan yang khusus untuk memperkuat otot-otot di sekitar tulang belakang dan meningkatkan postur tubuh.

2. Pemantauan Rutin

Pada kifosis ringan atau postural, pemantauan rutin dan perbaikan postur dapat menjadi pendekatan yang efektif.

3. Penggunaan Brace GBW

Pada beberapa kasus, penggunaan brace direkomendasikan untuk membantu menjaga postur dan mencegah kelengkungan lebih lanjut.

Untuk kifosis thorakal dengan sudut lebih dari 55 derajat, digunakan dua sistem penekanan 3 titik.

Sistem pertama melibatkan bantalan sakrum di bagian belakang, tekanan pada tulang rusuk subpektoralis di bagian depan, dan tekanan pada bagian belakang tulang torakal.

Sistem kedua melibatkan tekanan pada tulang rusuk subpektoralis di bagian belakang, serta dua bantalan yang menutupi lingkar bahu di bagian depan, terletak di daerah cekungan prosesus coracoid. Strap penutup bagian atas memberikan tekanan pada tulang rusuk bagian bawah untuk mengurangi protrusi, sedangkan penutup bagian bawah digunakan untuk memperkuat fiksasi pelvis.

4. Pembedahan

Pembedahan mungkin menjadi pilihan pada kifosis yang parah atau progresif. Prosedur ini mungkin melibatkan pemasangan perangkat penstabil tulang belakang atau fusi tulang belakang untuk mengoreksi kelengkungan.

5. Manajemen Nyeri

Untuk pasien yang mengalami nyeri yang signifikan, manajemen nyeri melalui obat-obatan atau terapi fisik dapat membantu meningkatkan kenyamanan.

6. Pengobatan Konservatif

Pada kasus kifosis yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, pengobatan konservatif seperti fisioterapi, olahraga ringan, dan obat antiinflamasi dapat membantu mengurangi gejala.


Pencegahan Kifosis

Pencegahan terutama pada kasus postural, melibatkan perhatian terhadap postur tubuh dan kebiasaan sehari-hari. Beberapa langkah pencegahan meliputi:

1. Latihan Postur Tubuh

Melakukan latihan postur secara teratur dapat membantu menguatkan otot-otot inti Anda dan mendukung posisi tubuh yang baik. Latihan seperti plank, bridges, dan superman dapat membantu mengencangkan otot-otot punggung dan menjaga postur yang sehat.

Selain latihan postur, peregangan juga penting untuk pencegahan. Peregangan otot-otot dada, bahu, dan punggung secara teratur dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan fleksibilitas, yang pada gilirannya dapat membantu menjaga postur tubuh yang baik.

2. Ergonomi

Salah satu cara terpenting untuk mencegah kifosis adalah dengan menjaga posisi duduk yang baik. Saat duduk, pastikan punggung Anda tegak lurus dan bahu rileks. Hindari membungkuk atau bersandar ke depan terlalu sering, karena ini dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang dan menyebabkan kifosis.

Selain itu, pastikan area kerja atau tempat duduk Anda diatur secara ergonomis. Gunakan kursi yang mendukung punggung bagian bawah dan meja yang tingginya disesuaikan agar posisi duduk Anda tetap nyaman dan punggung tetap lurus. Juga, pastikan monitor komputer Anda berada pada tingkat mata Anda untuk mengurangi tekanan pada leher dan bahu.

3. Hindari Membawa Beban Berlebihan di Punggung

Saat membawa tas, hindari menggunakan tas yang terlalu berat atau menggunakan tas hanya di satu bahu. Sebaiknya gunakan tas ransel dengan dua tali yang dapat meratakan beban pada kedua bahu Anda, mengurangi tekanan yang ditempatkan pada tulang belakang atas.

4. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Pemeriksaan kesehatan rutin, terutama pada anak-anak dan remaja, dapat membantu mendeteksi adanya kelainan postur dan memulai tindakan pencegahan lebih awal.

dr. Regina Varani

dr. Regina Varani adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya pada tahun 2015. Ia meyakini bahwa kesehatan adalah dasar utama untuk menjalani hidup yang produktif dan bahagia. Ia juga mengambil sertifikasi tulang belakang, ilmu akupuntur serta estetik dan gizi agar dapat menangani berbagai permasalahan kesehatan secara holistik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.