Selama ini banyak orang mengenal skoliosis sebagai kelainan tulang belakang yang menyerang anak-anak atau remaja. Gambaran umum yang sering muncul adalah remaja dengan postur tubuh miring atau bahu yang tidak sejajar. Padahal, tidak semua kasus skoliosis dimulai sejak masa pertumbuhan.
Ada juga kondisi di mana seseorang memiliki tulang belakang normal di masa muda, lalu baru mengalami lengkungan saat usia dewasa. Kondisi inilah yang disebut sebagai skoliosis de novo. Kasus ini makin sering dijumpai, seiring dengan meningkatnya harapan hidup dan jumlah populasi usia lanjut di seluruh dunia.
Dalam Artikel Ini:
Mengapa Disebut Skoliosis De Novo?
Istilah “de novo” berasal dari bahasa Latin yang berarti “baru”. Dalam konteks medis, skoliosis de novo mengacu pada skoliosis yang muncul pertama kali di usia dewasa—bukan bawaan sejak remaja.
Jenis skoliosis ini sering juga disebut sebagai skoliosis degeneratif, karena penyebab utamanya adalah proses degenerasi (penuaan) pada struktur tulang belakang. Berbeda dengan skoliosis idiopatik remaja yang terbawa hingga dewasa, skoliosis de novo tidak ada riwayat skoliosis sebelumnya. Tulang belakang pasien sebenarnya lurus dan normal di masa muda, namun perlahan melengkung seiring bertambahnya usia.
Ciri khas skoliosis de novo:
- Umumnya muncul setelah usia 50 tahun.
- Lebih sering ditemukan pada wanita (terkait osteoporosis).
- Lengkungan biasanya terjadi di bagian lumbal (pinggang/bawah punggung).
- Keluhan utama berupa nyeri punggung bawah yang makin sering terjadi.
Faktor Risiko Utama
Mengapa seseorang yang tadinya memiliki tulang belakang normal bisa tiba-tiba mengalami skoliosis di usia dewasa? Penyebabnya bukan satu faktor saja, melainkan kombinasi dari berbagai perubahan degeneratif.
1. Osteoporosis
Penurunan kepadatan tulang membuat tulang belakang rapuh. Akibatnya, tulang lebih mudah mengalami perubahan bentuk dan kelengkungan. Wanita pasca-menopause berisiko lebih tinggi karena berkurangnya hormon estrogen.
2. Degenerasi Diskus Intervertebralis
Diskus (bantalan antar tulang belakang) kehilangan elastisitas dan cairan seiring usia. Kondisi ini membuat bantalan tidak mampu menopang beban tubuh secara seimbang, sehingga ruas tulang belakang mulai bergeser.
3. Osteoarthritis pada Sendi Faset
Sendi faset berfungsi menjaga kestabilan tulang belakang. Jika terjadi peradangan dan degenerasi, tulang belakang kehilangan penyangga alami sehingga postur menjadi tidak stabil.
4. Ligamen Melemah
Ligamen yang menopang tulang belakang juga bisa mengalami degenerasi, membuat tulang lebih mudah bergeser.
5. Faktor Tambahan
- Cedera atau trauma pada tulang belakang.
- Obesitas, yang memberi tekanan berlebih pada tulang belakang.
- Riwayat keluarga dengan kelainan tulang.
- Gaya hidup sedentari (kurang olahraga).
Tanda dan Keluhan yang Harus Diwaspadai
Skoliosis de novo tidak muncul tiba-tiba dalam semalam. Kelengkungan biasanya berkembang perlahan, namun gejalanya bisa makin terasa seiring waktu.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Nyeri punggung bawah kronis → keluhan utama pasien.
- Postur tubuh miring → bahu tidak sejajar, pinggul condong ke satu sisi.
- Kesemutan atau mati rasa di kaki → akibat saraf terjepit.
- Sulit berjalan jauh atau berdiri lama → rasa nyeri makin kuat saat beraktivitas.
- Tubuh terlihat lebih pendek → karena lengkungan menekan tulang belakang.
- Gangguan keseimbangan → lebih mudah jatuh atau sulit menjaga postur.
Banyak pasien awalnya mengira keluhan tersebut hanyalah “nyeri punggung biasa”. Padahal jika tidak ditangani, skoliosis de novo bisa terus memburuk.
Dampak pada Kualitas Hidup
Skoliosis de novo bukan sekadar masalah postur. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
- Gangguan mobilitas: pasien sulit membungkuk, berjalan jauh, atau mengangkat benda berat.
- Penurunan produktivitas kerja: nyeri kronis membuat pasien cepat lelah.
- Gangguan tidur: sulit mencari posisi tidur yang nyaman.
- Penurunan kepercayaan diri: perubahan postur tubuh bisa memengaruhi psikologis.
- Risiko komplikasi: pada kasus berat, bisa menekan saraf dan organ dalam, bahkan mengganggu fungsi paru-paru dan pencernaan.
Tips Sehari-Hari untuk Mengurangi Risiko & Keluhan Skoliosis De Novo
Menghadapi skoliosis de novo tidak selalu harus langsung ke rumah sakit. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan setiap hari untuk membantu mengurangi nyeri dan menjaga kondisi tulang belakang tetap sehat:
-
Jaga Postur Saat Duduk & Berdiri
Duduk terlalu lama dengan posisi membungkuk dapat memperparah skoliosis de novo. Usahakan punggung tegak, bahu rileks, dan kaki menapak penuh di lantai. -
Rutin Bergerak & Jangan Terlalu Lama Diam
Hindari duduk atau berdiri di posisi yang sama lebih dari 30–40 menit. Bangun sebentar, lakukan peregangan ringan, atau berjalan singkat. -
Olahraga Ringan yang Konsisten
Aktivitas seperti berenang, yoga, atau jalan kaki bisa membantu menjaga kelenturan otot sekaligus mengurangi nyeri punggung. -
Perkuat Otot Inti (Core Muscles)
Otot perut dan punggung yang kuat dapat membantu menopang tulang belakang. Coba latihan sederhana seperti plank atau peregangan ringan. -
Gunakan Kasur & Kursi yang Mendukung
Tidur di kasur terlalu empuk bisa membuat tulang belakang melengkung. Pilih kasur dengan tingkat kekerasan sedang (medium-firm) dan kursi ergonomis untuk aktivitas sehari-hari. -
Jaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan memberi tekanan ekstra pada tulang belakang. Menjaga pola makan sehat dan berat badan stabil akan membantu meringankan beban tulang punggung. -
Perhatikan Cara Mengangkat Barang
Hindari membungkuk dengan punggung saat mengangkat beban. Lebih baik tekuk lutut, jaga punggung tetap lurus, lalu angkat dengan tenaga kaki. -
Kompres Hangat atau Dingin Saat Nyeri
Jika nyeri muncul, kompres hangat dapat membantu meredakan otot tegang, sedangkan kompres dingin bisa mengurangi peradangan.
-
Pertimbangkan Dukungan Brace Khusus
Untuk beberapa orang, penggunaan brace modern dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman dan menjaga postur tulang belakang. Salah satu inovasi yang bisa dipertimbangkan adalah Peak Scoliosis Bracing System, yaitu brace ringan yang dirancang khusus untuk penderita skoliosis dewasa agar tetap aktif dan nyaman beraktivitas.
Pencegahan dan Self-Care
Meski tidak bisa sepenuhnya dicegah, ada beberapa cara untuk memperlambat perkembangan skoliosis de novo:
- Jaga kepadatan tulang: konsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D.
- Rutin berolahraga: terutama latihan penguatan otot punggung dan perut.
- Perhatikan postur: gunakan kursi ergonomis, hindari duduk terlalu lama.
- Pertahankan berat badan ideal: kurangi tekanan berlebih pada tulang belakang.
- Pemeriksaan tulang rutin: terutama bagi wanita pasca-menopause atau yang memiliki risiko osteoporosis.
Kapan Harus ke Dokter?
Tidak semua nyeri punggung berarti skoliosis. Namun ada tanda-tanda yang sebaiknya membuat Anda segera konsultasi ke dokter:
- Nyeri punggung yang menetap lebih dari 3 bulan.
- Nyeri menjalar hingga kaki, disertai kesemutan atau mati rasa.
- Postur tubuh terlihat makin miring.
- Kesulitan berjalan atau berdiri lama.
- Penurunan tinggi badan yang signifikan.
Deteksi dini sangat penting agar kondisi tidak semakin parah dan pengobatan bisa lebih efektif.