Skiatika

Skiatika

4 mins read

Bayangkan suatu pagi ketika Anda terbangun dan merasakan nyeri tajam yang menjalar dari punggung bawah hingga ke kaki—nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat Anda kesulitan bergerak. Ini bukan hanya sekadar rasa sakit yang datang dan pergi; ini adalah gejala dari skiatika, sebuah kondisi yang mempengaruhi saraf skiatik terbesar di tubuh.

Meskipun terdengar seperti nama penyakit yang jarang, skiatika adalah salah satu masalah punggung bawah yang paling umum dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia.

Dari nyeri yang membakar dan kesemutan di kaki, hingga kelemahan otot yang membatasi kemampuan untuk berjalan atau berdiri dengan nyaman, dampaknya bisa sangat luas. Namun, meski bisa menjadi kondisi yang melemahkan, pemahaman yang tepat tentang skiatika dapat membantu dalam mengelola dan meredakan gejala yang mengganggu ini.


Apa itu Skiatika?

Skiatika adalah kondisi medis yang ditandai dengan nyeri yang menyebar dari punggung bawah ke bagian belakang kaki melalui saraf skiatik.

skiatika adalah

Nah, saraf skiatik ini adalah saraf terbesar dalam tubuh, yang membentang dari bagian bawah punggung melalui panggul dan gluteus, lalu turun ke masing-masing kaki. Nyeri skiatika dapat sangat mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami skiatika adalah :

  • Usia Lanjut: Seiring bertambahnya usia, meningkat pula risiko menderita penyakit HNP (saraf terjepit) atau bone spurs dimana terjadi penonjolan tulang.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan beban pada tulang belakang.
  • Pekerjaan: Seseorang yang memiliki pekerjaan yang mengharuskan untuk duduk lama, mengangkat, menarik, atau mendorong beban yang berat secara berulang atau melakukannya dengan posisi yang salah.
  • Diabetes: Gula darah tinggi dapat meningkatkan resiko saraf menjadi rusak.
  • Merokok: Meningkatkan risiko menderita penyakit HNP (saraf terjepit).

Gejala Skiatika

Gejala skiatika biasanya terasa sepanjang jalur saraf ischiadikus lewat mulai dari area punggung bawah, bokong, paha hingga kaki. Nah, gejala yang paling umum dirasakan adalah:

  1. Nyeri: Seperti terbakar, ditusuk atau seperti tersetrum dapat dirasakan mulai dari area punggung bawah yang menjalar ke area bokong, paha hingga kaki. Gejala ini dapat dirasakan semakin memburuk ketika posisi duduk, mencoba untuk berdiri, batuk, bersin, dan membungkuk.
  2. Kesemutan: Rasa kesemutan hingga mati rasa dapat dirasakan mulai dari area bokong, paha, hingga kaki.
  3. Kelemahan otot: Pada tungkai bawah, membuat penderita merasa tidak stabil atau kesulitan dalam bergerak.
  4. Gejala biasa dirasakan pada 1 sisi kaki: Namun walaupun jarang terjadi, gejala skiatika pada kedua kaki juga dapat dirasakan.

Penyebab Skiatika

Skiatika dapat muncul akibat peradangan atau penekanan pada saraf ischiadicus yang merupakan cabang dari persyarafan tulang belakang. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan peradangan atau penekanan pada saraf ischiadicus ini adalah:

  1. Herniasi Diskus adalah penyebab paling umum dari skiatika. Diskus intervertebralis berfungsi sebagai “bantalan” antara tulang belakang. Ketika salah satu diskus ini mengalami herniasi atau menonjol, bisa menekan saraf skiatik dan menyebabkan nyeri.
  2. Stenosis Spinal terjadi ketika saluran tulang belakang menyempit, sehingga memberi tekanan pada saraf yang berada di dalamnya. Penyempitan ini bisa disebabkan oleh degenerasi diskus, penebalan ligamen, atau pertumbuhan tulang berlebih.
  3. Sindrom Piriformis adalah kondisi di mana otot piriformis, yang terletak di panggul, menekan saraf skiatik. Ini dapat menyebabkan nyeri skiatika dan terkadang gangguan pada gerakan kaki.
  4. Spondilolistesis adalah kondisi di mana satu vertebra meluncur maju dari posisi normalnya, seringkali menyebabkan tekanan pada saraf skiatik. Ini bisa disebabkan oleh degenerasi atau trauma.
  5. Bone Spurs/Osteophytes, kondisi dimana terjadi penonjolan pada tulang.
  6. Cedera pada punggung bawah, seperti fraktur atau kecelakaan, dapat merusak struktur tulang belakang atau saraf, menyebabkan gejala skiatika.
  7. Tumor yang tumbuh dekat dengan area persyarafan tulang belakang atau saraf ischiadikus.

Diagnosis Skiatika

Diagnosis skiatika melibatkan beberapa langkah untuk memastikan penyebab yang mendasarinya:

1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan wawancara medis mendalam dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi gejala dan menentukan lokasi serta penyebab nyeri. Pemeriksaan fisik sering kali mencakup tes kekuatan otot, refleks, dan pengujian rentang gerak.

2. Tes Imaging

Tes pencitraan seperti X-ray, MRI (Magnetic Resonance Imaging), atau CT scan (Computed Tomography) mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab spesifik dari skiatika, seperti herniasi diskus atau stenosis spinal.

3. Tes Elektromiografi (EMG)

EMG mengukur aktivitas listrik dalam otot dan saraf. Tes ini dapat membantu menentukan apakah ada kerusakan saraf atau otot yang terlibat.


Penanganan & Pencegahan Skiatika

Penanganan skiatika tergantung pada penyebabnya dan tingkat keparahan gejala. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang sering digunakan:

1. Lakukan Peregangan Secara Rutin

Sesekali berdiri dan melakukan peregangan otot disela-sela kerja yang membutuhkan posisi duduk dalam waktu lama.

Berikut adalah jenis jenis peregangan untuk meredakan skiatika:

Seated Glute Stretch

9 Sciatica Stretches to Ease Nerve Pain

Scissor Hamstring Stretch

9 Sciatica Stretches to Ease Nerve Pain

Sitting Spinal Stretch

9 Sciatica Stretches to Ease Nerve Pain

2. Kompresi Dingin dan Panas

  • Kompresi Dingin: Mengaplikasikan es pada area yang nyeri dapat membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan.
  • Kompresi Panas: Setelah fase awal peradangan mereda, aplikasi panas dapat membantu meredakan kekakuan otot dan meningkatkan aliran darah ke area yang terkena.

3. Menjaga Berat Badan Ideal

Berat badan yang berlebih dapat memberikan tekanan tambahan pada tulang belakang, sehingga menjaga berat badan dalam kisaran yang sehat dapat membantu mencegah skiatika.

Selain itu, kontrol kadar gula darah dalam rentang normal.

4. Terapi Alternatif

  • Akupunktur: Beberapa orang menemukan bahwa akupunktur dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas.
  • Pijat: Pijat terapeutik dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi darah.

5. Intervensi Medis

  • Injeksi Epidural Steroid: Suntikan steroid ke dalam saluran tulang belakang dapat mengurangi peradangan dan nyeri.
  • Blok Saraf: Prosedur ini melibatkan penyuntikan obat bius atau steroid ke area sekitar saraf untuk mengurangi nyeri.

6. Menjaga Postur yang Benar

Menjaga postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, dan mengangkat benda dapat mengurangi tekanan pada tulang belakang dan saraf skiatik.

7. Berolahraga Secara Teratur & Teknik Angkat yang Benar

Berolahraga secara teratur, terutama olahraga yang dapat menguatkan kekuatan sendi ataupun otot- otot punggung dan pinggang seperti berenang.

Saat mengangkat benda berat, penting untuk membungkuk dengan lutut, bukan dengan pinggang, untuk mengurangi tekanan pada punggung bawah.

8. Hindari Rokok

Agar bantalan ruas tulang belakang mendapatkan suplai oksigen yang cukup sehingga tidak mudah rusak.


Kapan Harus ke Dokter?

Walaupun biasanya keluhan ini akan hilang seiring berjalannya waktu, tetap periksakan diri Anda ke dokter apabila mengalami salah satu dari keluhan berikut:

  • Gejala memburuk atau tidak kunjung membaik dan mengganggu kegiatan sehari- hari.
  • Kelemahan anggota gerak bawah atau sulit berjalan.
  • Hilang atau mati rasa atau kebas pada area bokong hingga kaki.
  • Sulit mengontrol buang air kecil dan buang air besar.
  • Gejala timbul setelah mengalami trauma pada area punggung atau akibat kecelakaan.

Dr. Budi Sugiarto Widjaja, MD

Dr. Budi Sugiarto Widjaja, MD merupakan CEO dari Spine Clinic Family Holistic sejak 2006, beliau yang membawa teknik Schroth Best Practice dan Brace GBW ke Indonesia serta telah menuliskan materi ilmiah mengenai tingkat keberhasilan Brace GBW dalam mengobati skoliosis dan keluhannya.