perbedaan sprain dan strain

Kenali Perbedaan Sprain dan Strain, Cedera yang Sering Dianggap Sama

3 mins read

Ketika mengalami cedera, seringkali istilah seperti sprain (keseleo) dan strain (salah urat) digunakan, namun banyak orang yang tidak sepenuhnya memahami perbedaan antara keduanya.

Meskipun keduanya melibatkan kerusakan pada jaringan tubuh, mereka mempengaruhi bagian tubuh yang berbeda dan memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda pula.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan beberapa perbedaan utama antara sprain dan strain untuk membantu Anda memahami dan menangani cedera dengan lebih baik.


Apa Perbedaan Sprain dan Strain?

Sprain (Keseleo) merujuk pada cedera pada ligamen, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan tulang ke tulang di sendi. Cedera ini terjadi ketika ligamen meregang melebihi kapasitas normalnya atau mengalami robekan.

Strain (Salah urat) mengacu pada cedera pada otot atau tendon, jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Cedera ini biasanya terjadi akibat regangan atau tarikan berlebihan pada otot atau tendon.

sprain vs stain

1. Penyebab

  • Sprain biasanya disebabkan oleh gerakan tiba-tiba atau kekuatan berlebihan yang mempengaruhi sendi, seperti saat terkilir, terjatuh, atau berolahraga secara tidak tepat.
  • Strain seringkali terjadi karena penggunaan berlebihan, gerakan tiba-tiba, atau tarikan yang kuat pada otot, seperti mengangkat beban berat atau melakukan aktivitas fisik yang intens.

2. Lokasi Cedera

  • Sprain terjadi pada sendi, seperti pergelangan kaki, lutut, atau pergelangan tangan. Lokasi ini merupakan titik di mana dua tulang bertemu.
  • Strain terjadi pada otot atau tendon, seperti punggung bawah, paha, atau betis. Ini adalah area di mana otot atau tendon terhubung dengan tulang.

3. Gejala

Pada umumnya gejala sprain dan strain hampir sama karena keduanya memang sama-sama merupakan jenis cedera pada jaringan ikat lunak di tubuh. Oleh karena itu, tidak heran keduanya menjadi sulit dibedakan.

  • Sprain sering menyebabkan nyeri, bengkak, memar, dan kesulitan dalam bergerak di sekitar sendi yang terkena. Rasa sakit biasanya dirasakan pada area sendi dan bisa mempengaruhi kemampuan bergerak.
  • Strain menyebabkan nyeri otot, kekakuan, kram, dan terkadang pembengkakan di area otot atau tendon yang cedera. Gejala ini sering kali dirasakan di sepanjang otot yang terkena atau di titik di mana tendon terhubung dengan otot.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda disarankan untuk segera menemui dokter bila terdapat gejala seperti ini:

  • Nyeri atau bengkak yang intensitasnya semakin meningkat.
  • Nyeri atau bengkak yang tidak membaik dengan terapi di rumah.
  • Terdapat demam atau menggigil.
  • Kesulitan untuk berdiri atau berjalan tanpa rasa nyeri.
  • Terdapat kebas atau sensasi seperti ditusuk pada area yang terkena.
  • Terdapat perubahan bentuk sendi atau anggota gerak yang terkena.

Cara Mengatasi Sprain dan Strain

Terapi baku utama yang dilakukan untuk mengatasi sprain dan strain dikenal dengan RICE yang terdiri dari:

RICE

  • Rest. Mengistirahatkan sendi yang cedera selama 24 hingga 48 jam. Hal ini termasuk mengangkat beban menggunakan tangan yang sakit atau menggunakan tongkat untuk membantu berjalan
  • Ice. Kompres dingin bagian yang sakit dengan menggunakan es batu di dalam plastik yang kemudian dibungkus kembali dengan handuk. Jangan menempelkan es langung pada kulit karena dapat menimbulkan cedera pada kulit dan jaringan di dalamnya. Kompres dingin selama 10-20 menit. Anda dapat melakukannya beberapa kali dalam sehari selama 72 jam setelah cedera terjadi, namun jangan lupa untuk memberi jeda selama 30-40 menit.
  • Compression. Kompresi dengan perban dapat membantu mengurangi bengkak. Hal ini dapat dilakukan selama 3 hari hingga beberapa minggu tergantung dari derajat kerusakan yang terjadi. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui cara melakukan kompresi dengan benar. Jangan dilakukan terlalu ketat dan Anda dapat melepasnya ketika tidur.
  • Elevation. Anda dapat berbaring dan memposisikan kaki atau tangan yang cedera lebih tinggi dari jantung agar cairan yang berkumpul di bagian yang bengkak dapat berkurang.

Terapi RICE sangat penting dalam 72 jam pertama pasca cedera.

Konsumsi Obat Anti Nyeri

Anda juga dapat mengkonsumsi obat anti nyeri seperti ibuprofen atau golongan NSAID lain untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Tanyakan pada dokter yang merawat untuk mendapatkan obat yang tepat bila Anda juga menderita penyakit lainnya. Seiring dengan berkurangnya nyeri, Anda dapat mengurangi intensitas terapi RICE juga.

Anda mungkin tidak sabar untuk beraktivitas seperti biasa kembali, namun Anda harus melakukannya secara bertahap agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut pada struktur tubuh yang cedera. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter atau terapis untuk mengetahui terapi rehabilitasi yang tepat.

Masa pemulihan bagi setiap orang sangat bervariasi. Cedera ringan membutuhkan beberapa hari untuk sembuh. Sendi yang mengalami cedera sedang biasanya berfungsi seperti semula dalam 3 hingga 8 minggu. Sementara cedera berat membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sembuh.


Bagaimana Pencegahan Sprain dan Strain

Anda dapat mencegah terjadinya sprain dan strain dengan cara-cara berikut ini:

  • Meningkatan kekuatan otot di sekitar sendi. Latihan fisik secara rutin dapat meningkatkan stabilitas dan kekuatan struktur tulang dan sendi yang berfungsi untuk mencegah cedera.
  • Melakukan pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelahnya. Pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga meningkatkan kelenturan otot serta rentang gerak sendi. Pendinginan membantu otot Anda menyesuaikan kembali dari gerakan dengan kontraksi yang intens menuju istirahat.
  • Menggunakan alas kaki yang tepat seperti capron podologie dapat membantu melindungi lutut dan pergelangan kaki agar lebih stabil.
  • Berhati-hati dengan lingkungan sekitar. Perhatikan benda-benda yang ada di lantai dan permukaan lantai sekitar Anda yang dapat membuat Anda terjatuh.
  • Beristirahat. Duduk atau berdiri terlalu lama dan melakukan gerakan yang berulang dapat menimbulkan strain pada otot. Beristirahat sebentar dapat membuat otot rileks untuk sementara waktu.

dr. Rosini Tanjung Kemala, Sp.KFR

dr. Rosini Tanjung Kemala, Sp.KFR, menyelesaikan spesialisasi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Universitas Diponegoro pada tahun 2004.