Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah salah satu keluhan muskuloskeletal yang paling umum dialami orang di seluruh dunia. Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri, kaku, atau ketidaknyamanan di area punggung bagian bawah, tepatnya di daerah lumbal. Low back pain dapat bersifat akut (kurang dari 6 minggu), subakut (6–12 minggu), atau kronis (lebih dari 12 minggu).
Menurut data World Health Organization (WHO), sekitar 60–70% orang dewasa akan mengalami low back pain setidaknya sekali seumur hidup. Meski sering dianggap sepele, nyeri punggung bawah dapat berdampak besar pada aktivitas harian, kualitas hidup, hingga produktivitas kerja.
Low back pain dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya:
Non-spesifik
Jenis ini adalah yang paling umum, biasanya disebabkan oleh ketegangan otot atau masalah ringan pada ligamen dan sendi tulang belakang tanpa kelainan serius.
Spesifik
Disebabkan oleh masalah struktural atau medis tertentu seperti herniasi diskus, fraktur, infeksi tulang belakang, atau tumor.
Nyeri Punggung Bawah yang Disertai Radikulopati
Nyeri yang menjalar ke kaki akibat iritasi atau tekanan pada saraf tulang belakang, misalnya pada sciatica.
Penyebab low back pain sangat beragam, mulai dari faktor mekanis hingga kondisi medis tertentu. Beberapa penyebab yang umum antara lain:
Aktivitas berat, mengangkat beban dengan teknik yang salah, atau gerakan tiba-tiba dapat menyebabkan otot dan ligamen punggung menegang.
Cakram tulang belakang yang menonjol keluar dapat menekan saraf dan menimbulkan nyeri.
Penuaan menyebabkan cakram tulang belakang kehilangan elastisitas, memicu nyeri kronis.
Osteoartritis pada tulang belakang dapat menyebabkan penyempitan ruang saraf (spinal stenosis).
Jatuh atau kecelakaan dapat memicu patah tulang atau cedera jaringan lunak.
Postur tubuh yang salah atau kelainan bentuk tulang belakang dapat menyebabkan distribusi beban yang tidak merata.
Meskipun jarang, infeksi tulang belakang atau tumor dapat menjadi penyebab nyeri.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya nyeri punggung bawah, antara lain:
Usia: Lebih umum pada usia 30–50 tahun.
Kurang Aktivitas: Otot punggung menjadi lemah dan mudah cedera.
Kelebihan Berat Badan: Beban ekstra memberi tekanan pada tulang belakang.
Pekerjaan Fisik Berat: Mengangkat beban, membungkuk berulang, atau berdiri lama.
Kebiasaan Duduk Salah: Terutama pada pekerja kantoran.
Kebiasaan Merokok: Mengurangi aliran darah ke tulang belakang, mempercepat degenerasi.
Riwayat Cedera Punggung: Cedera sebelumnya meningkatkan risiko kambuh.
Gejala low back pain dapat bervariasi tergantung penyebab dan tingkat keparahan, namun secara umum meliputi:
Nyeri Tumpul atau Tajam di Punggung Bawah
Kekakuan dan Sulit Bergerak
Nyeri Menjalar ke Kaki atau Bokong
Kesemutan atau Mati Rasa
Meningkatnya Nyeri Saat Duduk atau Berdiri Lama
Nyeri Membaik dengan Berbaring
Jika disertai gejala seperti kelemahan kaki, gangguan kontrol buang air kecil, atau penurunan berat badan tanpa sebab, perlu segera mencari bantuan medis karena bisa mengindikasikan masalah serius.
Diagnosis dilakukan melalui kombinasi pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan tes penunjang.
Dokter akan memeriksa postur, rentang gerak, kekuatan otot, dan refleks.
X-ray: Menilai kelainan tulang.
MRI: Memeriksa jaringan lunak seperti diskus, ligamen, dan saraf.
CT Scan: Alternatif untuk MRI pada kasus tertentu.
Elektromiografi (EMG): Mengevaluasi fungsi saraf.
Tes Laboratorium: Untuk mendeteksi infeksi atau masalah lain.
Pendekatan pengobatan tergantung penyebab, durasi, dan tingkat keparahan. Tujuannya adalah mengurangi nyeri, memulihkan fungsi, dan mencegah kekambuhan.
Istirahat Relatif: Tidak dianjurkan bed rest terlalu lama, tetapi kurangi aktivitas berat.
Kompres Hangat atau Dingin: Mengurangi peradangan dan nyeri.
Obat Pereda Nyeri: NSAID, parasetamol, atau obat pelemas otot sesuai resep dokter.
Latihan penguatan otot punggung, peregangan, dan terapi manual dapat membantu pemulihan.
Injeksi kortikosteroid atau anestesi lokal untuk mengurangi nyeri pada kasus tertentu.
Dilakukan bila terapi konservatif gagal dan terdapat masalah serius seperti herniasi diskus besar atau spinal stenosis parah.
Olahraga teratur dapat membantu mengurangi nyeri dan mencegah kambuh. Beberapa latihan yang direkomendasikan:
Pelvic Tilt
Bridging Exercise
Cat-Cow Stretch
Knee-to-Chest Stretch
Bird-Dog Exercise
Latihan harus dilakukan dengan teknik benar dan intensitas yang sesuai, idealnya di bawah bimbingan fisioterapis.
Mencegah low back pain memerlukan kombinasi gaya hidup sehat dan ergonomi yang baik:
Jaga Postur Tubuh
Duduk dengan punggung tegak dan bahu rileks.
Gunakan Teknik Mengangkat yang Benar
Tekuk lutut, bukan punggung.
Perkuat Otot Inti
Latihan core seperti plank dapat membantu.
Kendalikan Berat Badan
Menjaga berat badan ideal mengurangi beban tulang belakang.
Hindari Duduk atau Berdiri Terlalu Lama
Lakukan peregangan setiap 30–60 menit.
Pekerja kantoran sering mengalami low back pain akibat duduk lama di kursi yang tidak ergonomis. Solusi yang disarankan meliputi:
Menggunakan kursi dengan sandaran punggung yang baik.
Menyesuaikan tinggi meja dan monitor.
Melakukan micro-break untuk peregangan setiap jam.
Pada atlet, low back pain bisa disebabkan oleh overtraining, cedera otot, atau teknik olahraga yang salah. Penanganannya meliputi:
Mengurangi intensitas latihan sementara.
Program rehabilitasi.
Koreksi teknik gerakan.
Jika tidak diatasi, low back pain dapat menyebabkan:
Nyeri kronis
Penurunan kemampuan kerja
Gangguan mobilitas
Depresi akibat nyeri berkepanjangan
1. Apakah low back pain selalu berbahaya?
Tidak, sebagian besar kasus bersifat ringan dan membaik dengan perawatan konservatif. Namun, gejala yang berat atau menetap perlu evaluasi medis.
2. Berapa lama low back pain sembuh?
Kasus akut biasanya membaik dalam 2–6 minggu. Kasus kronis memerlukan terapi jangka panjang.
3. Apakah olahraga bisa membantu mengatasi low back pain?
Ya, olahraga ringan seperti berenang, yoga, dan pilates dapat membantu memperkuat otot punggung.
4. Apakah perlu operasi untuk low back pain?
Hanya pada kasus tertentu yang parah atau gagal dengan terapi non-operasi.
Low back pain adalah keluhan yang umum tetapi dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Mengetahui penyebab, faktor risiko, dan cara pencegahan sangat penting untuk menghindari kekambuhan. Perawatan mencakup kombinasi terapi konservatif, fisioterapi, hingga pembedahan jika diperlukan. Dengan gaya hidup sehat, postur yang benar, dan latihan teratur, risiko low back pain dapat dikurangi secara signifikan.