flat back syndrome

Flat Back Syndrome

6 mins read

Punggung bagian bawah manusia normalnya memiliki lengkungan alamiah. Namun, ada beberapa orang yang memiliki kondisi abnormal dengan punggung bagian bawah yang rata, disebut juga dengan istilah flat back syndrome.

Bagi mereka yang mengalaminya, flat back bisa menjadi sumber ketidaknyamanan dan batasan dalam kegiatan sehari-hari.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep flat back dengan penjelasan yang mudah dimengerti, mulai dari pengertian dasar hingga penyebab, gejala, diagnosis, dan pengelolaannya.


Apa Itu Flat Back Syndrome?

Flat back syndrome adalah kondisi postur tubuh di mana kurvatur normal tulang belakang yang seharusnya ada di daerah lumbar (bagian bawah punggung) berkurang atau datar.

flat back

Sebagai hasilnya, penderita flat back mungkin tampak memiliki punggung yang datar atau kurangnya lordosis (kurva alami ke depan) di bagian bawah tulang belakang mereka. Ini seperti kehilangan lengkungan alami di bagian bawah punggung Anda.

Intinya, Flatback Syndrome adalah kondisi di mana punggung bagian bawah Anda menjadi datar atau kehilangan kurvanya, dan ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan keterbatasan gerakan.

Pada mulanya, penderita sering tidak menyadari adanya postur tubuh yang tidak normal ini. Secara perlahan, karena kurva alami lordosis pada bagian pinggang (lumbar) berkurang, tubuh akan secara otomatis menyesuaikan diri dengan mengubah posisi panggul (pelvic tilt) dan sedikit membengkokkan lutut agar dapat tetap berdiri tegak.


Gejala Flat Back Syndrome

Gejala flat back syndrome dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan mungkin meliputi:

1. Nyeri atau Ketidaknyamanan

Salah satu gejala paling umum dari flat back adalah nyeri atau ketidaknyamanan di daerah punggung bawah. Nyeri ini mungkin terasa seperti rasa sakit tumpul atau terasa lebih tajam terutama setelah melakukan aktivitas yang melibatkan penggunaan punggung bawah, seperti berdiri atau duduk untuk waktu yang lama.

Selain nyeri di punggung bawah, flat back juga dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke bagian tubuh lain, seperti panggul, pinggul, atau bahkan kaki. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan struktural dalam tubuh yang memengaruhi distribusi beban dan tekanan.

2. Kekakuan atau Keterbatasan Gerakan

Penderita flat back mungkin mengalami kekakuan atau keterbatasan gerakan di daerah punggung bawah. Mereka mungkin merasa sulit untuk membungkuk, memutar tubuh, atau melakukan gerakan yang melibatkan fleksibilitas punggung bawah.

3. Ketidakmampuan untuk Menjaga Postur Tegak

Seiring dengan datarnya punggung bawah, penderita flat back mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga postur tubuh tegak. Hal ini dapat menyebabkan mereka terlihat cenderung membungkuk atau miring ke depan.

4. Masalah dengan Keseimbangan atau Postur Tubuh

Flatback syndrome dapat menyebabkan masalah dengan keseimbangan atau postur tubuh saat berdiri atau duduk. Penderita mungkin merasa tidak stabil atau tidak seimbang saat berdiri, dan mereka mungkin merasa kesulitan untuk duduk dengan nyaman tanpa dukungan tambahan.

Biasanya, terjadi perubahan postur pada penderita flat back menjadi condong ke depan.

5. Nyeri Meningkat saat Aktivitas

Gejala flat back sering kali menjadi lebih buruk selama atau setelah aktivitas fisik atau saat duduk untuk waktu yang lama. Ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup seseorang.

6. Sensasi Aliran Listrik atau Kesemutan

Beberapa orang dengan flat back mungkin mengalami sensasi aliran listrik atau kesemutan di daerah punggung bawah atau ekstremitas bawah. Ini dapat menjadi tanda bahwa saraf di daerah tersebut terganggu atau tertekan karena datarnya punggung bawah.

Apakah Flatback Syndrome Berbahaya?

Flatback syndrome sendiri tidak selalu berbahaya secara langsung, tetapi dapat menyebabkan berbagai masalah yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang.


Penyebab Flat Back Syndrome

Penyebab flat back syndrome bisa bervariasi, termasuk:

1. Kondisi Bawaan

Beberapa orang mungkin memiliki predisposisi genetik untuk flat back, di mana struktur tulang belakang mereka tidak berkembang dengan kurva yang tepat.

2. Postur yang Buruk

Kebiasaan postur yang buruk, seperti duduk atau berdiri dengan posisi yang tidak ergonomis, dapat menyebabkan flat back seiring waktu.

3. Cedera atau Trauma

Cedera pada tulang belakang, khususnya di daerah lumbar, dapat mengganggu kurvatur normal dan menyebabkan flat back.

4. Penuaan

Proses penuaan alami juga dapat menyebabkan perubahan dalam struktur tulang belakang, termasuk penurunan kurvatur yang mengarah pada flat back.

5. Fraktur Kompresi Pada Tulang Belakang

Fraktur kompresi pada tulang belakang adalah ketika tulang belakang Anda patah atau terhimpit. Hal ini sering terjadi karena kondisi yang disebut osteoporosis, di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Fraktur ini bisa terjadi pada satu atau beberapa tulang belakang, dan akibatnya, punggung bawah Anda mungkin kehilangan kurvanya yang biasanya alami, yang disebut lordosis lumbar.

6. Ankylosing Spondylitis

Ankylosing Spondylitis adalah penyakit kronis yang menyebabkan peradangan pada sendi-sendi di tulang belakang. Kondisi ini membuat sendi-sendi tulang belakang menjadi kaku dan pada akhirnya, vertebra-vertebra dapat menyatu satu sama lain sehingga tulang belakang menjadi lurus dan kehilangan kurvanya yang biasanya alami.

7. Post Operasi Tulang Belakang

Setelah menjalani operasi tulang belakang seperti laminectomy atau jenis operasi tulang belakang lainnya, beberapa pasien dapat mengalami kondisi flat back. Flat back terjadi ketika kurva alami pada tulang belakang menjadi datar atau hilang setelah operasi. Hal ini dapat terjadi karena perubahan struktur tulang belakang atau kehilangan keseimbangan otot di sekitar tulang belakang setelah operasi.


Diagnosis Flat Back Syndrome

Diagnosis Flat Back Syndrome biasanya melibatkan sejumlah langkah evaluasi yang dilakukan oleh dokter ortopedi atau ahli bedah tulang belakang. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan untuk mendiagnosis Flat Back Syndrome:

1. Wawancara Medis (Anamnesis)

Dokter akan mulai dengan mengumpulkan informasi tentang gejala yang Anda alami, sejarah kesehatan Anda, dan riwayat keluarga. Mereka akan bertanya tentang keluhan nyeri punggung dan gangguan postur yang Anda alami.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi postur tubuh Anda, khususnya punggung bagian bawah. Mereka akan mencari tanda-tanda flat back, seperti kurvatur punggung yang berkurang atau hilang, serta perubahan postur lainnya.

3. Evaluasi Postur

Dokter dapat menggunakan alat bantu seperti pelat postur atau kamera yang memungkinkan mereka untuk memeriksa postur Anda dari berbagai sudut. Ini membantu dalam menilai seberapa signifikan perubahan postur yang terjadi.

4. Pemeriksaan Neurologis

Dokter mungkin juga melakukan pemeriksaan neurologis untuk menilai fungsi saraf Anda, terutama jika Anda mengalami gejala lain seperti nyeri atau kelemahan di tungkai.

5. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan pencitraan seperti X-ray, MRI, atau CT scan sering diperlukan untuk memverifikasi diagnosis Flat Back Syndrome dan menilai keparahan kondisi. Metode ini membantu dokter melihat struktur tulang belakang Anda dan menilai tingkat penurunan kurvatur punggung.

6. Pengukuran Kurvatur

Dokter akan mengukur sudut kurvatur punggung Anda menggunakan teknik yang disebut Cobb angle. Ini membantu dalam menilai seberapa signifikan perubahan postur Anda.

Berdasarkan hasil evaluasi ini, dokter akan dapat membuat diagnosis Flat Back Syndrome dan merencanakan pengelolaan yang sesuai. Penting untuk dicatat bahwa diagnosis yang akurat dan perencanaan perawatan yang tepat memerlukan kerjasama antara Anda dan tim medis Anda.


Penanganan dan Penyembuhan Flat Back Syndrome

Pengelolaan flat back dapat melibatkan berbagai pendekatan, termasuk:

1. Jenis Latihan Untuk Flat Back

latihan untuk flat back syndrome

Latihan yang baik untuk flatback syndrome bertujuan untuk memperkuat otot-otot inti, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki postur. Berikut adalah beberapa jenis latihan yang direkomendasikan:

Latihan Penguatan Otot Inti: Otot-otot inti yang kuat dapat membantu menopang tulang belakang dan mendukung postur yang baik. Planking, bridging, dan bird dog adalah contoh latihan yang dapat memperkuat otot-otot inti.

Peregangan Otot Punggung: Peregangan otot punggung dapat membantu mengurangi kekakuan dan meningkatkan fleksibilitas. Latihan seperti peregangan hamstring, peregangan kucing-sapi, dan peregangan twist spinal adalah contoh peregangan yang baik untuk otot punggung.

Melatih Postur: Latihan yang fokus pada postur tubuh yang baik dapat membantu mengkoreksi kurvatur abnormal pada flatback syndrome. Latihan seperti wall angels, wall slides, dan shoulder blade squeezes dapat membantu memperbaiki postur dan mengurangi tekanan pada tulang belakang.

Kelenturan dan Keseimbangan: Latihan yang meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh dapat membantu meningkatkan mobilitas dan mengurangi risiko cedera. Latihan seperti yoga, pilates, dan tai chi dapat bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan.

Kekuatan Tulang Belakang: Latihan yang menargetkan kekuatan otot-otot sekitar tulang belakang dapat membantu meningkatkan stabilitas dan dukungan tulang belakang. Latihan seperti back extensions, hip bridges, dan supermans dapat membantu memperkuat otot-otot tulang belakang.

Sebelum memulai program latihan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau terapis fisik untuk menentukan latihan mana yang paling sesuai dengan kondisi Anda dan untuk memastikan bahwa Anda melakukan latihan dengan benar untuk menghindari cedera tambahan.

2. Penggunaan Brace Physio-logic

pasien lordosis yang berhasil

Untuk mengembalikan struktur tulang belakang agar memiliki kurva kelengkungan yang normal, Anda bisa menggunakan alat bantu yang disebut brace Physio-logic.

Brace ini membantu untuk koreksi postur dan mendukung tulang belakang agar kembali ke posisi yang lebih baik. Dengan pemakaian brace Physio-logic secara teratur, harapannya adalah Anda dapat merasakan perbaikan dalam kurva kelengkungan tulang belakang Anda.

3. Penggunaan Bantal Ergonomis

Penggunaan alat bantu seperti bantal punggung yang ergonomis atau kursi yang mendukung postur yang baik dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang dan mengurangi gejala flat back.

4. Manajemen Nyeri

Penggunaan analgesik atau terapi panas-dingin dapat membantu mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan yang terkait dengan flat back.

5. Perubahan Gaya Hidup

Mengadopsi gaya hidup yang sehat termasuk menjaga postur yang baik, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dapat membantu mencegah exacerbasi gejala flat back.

6. Intervensi Medis

Dalam beberapa kasus yang parah, intervensi medis seperti injeksi steroid atau bedah tulang belakang mungkin diperlukan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki postur.

Berdasarkan riset, banyak pasien yang dapat tertangani tanpa operasi dan hanya menggunakan fisioterapi saja.


Konsultasikan Segera

Flatback syndrome mungkin terdengar seperti kondisi yang rumit, tetapi dengan pemahaman yang tepat dan penanganan yang sesuai, banyak penderita dapat menemukan bantuan dan kenyamanan.

Penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan rencana pengelolaan yang sesuai dengan kebutuhan individu Anda. Dengan perawatan yang tepat, flat back tidak harus menjadi hambatan bagi gaya hidup yang aktif dan nyaman.

Dr. Budi Sugiarto Widjaja, MD

Dr. Budi Sugiarto Widjaja, MD merupakan CEO dari Spine Clinic Family Holistic sejak 2006, beliau yang membawa teknik Schroth Best Practice dan Brace GBW ke Indonesia serta telah menuliskan materi ilmiah mengenai tingkat keberhasilan Brace GBW dalam mengobati skoliosis dan keluhannya.