tarsal tunnel syndrome

Tarsal Tunnel Syndrome

4 mins read

Tarsal Tunnel Syndrome (TTS) adalah suatu kondisi medis yang terjadi akibat adanya tekanan pada saraf tibialis posterior di dalam tarsal tunnel, sebuah struktur berbentuk terowongan yang terletak di pergelangan kaki bagian dalam. Tarsal tunnel ini dibentuk oleh tulang-tulang pergelangan kaki dan ditutupi oleh jaringan ligamen yang disebut flexor retinaculum. Struktur ini berfungsi sebagai jalur bagi saraf, pembuluh darah, dan tendon yang mendukung pergerakan kaki.

tarsal tunnel syndrome adalah

Tarsal Tunnel Syndrome termasuk dalam kategori neuropati perifer, yang mirip dengan Carpal Tunnel Syndrome yang terjadi pada pergelangan tangan. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, atau mati rasa pada telapak kaki dan jari-jari, serta dalam kasus yang lebih parah, dapat mengganggu mobilitas penderitanya.


Penyebab Tarsal Tunnel Syndrome

Tarsal Tunnel Syndrome dapat terjadi akibat berbagai kondisi yang menyebabkan tekanan atau kompresi terhadap nervus tibialis posterior. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan TTS meliputi:

  • Struktur kaki yang tidak normal: Orang dengan kaki datar (flat feet) lebih rentan mengalami TTS karena lengkungan kaki yang rendah dapat menyebabkan peregangan pada saraf tibialis, sehingga meningkatkan tekanan dalam tarsal tunnel.
  • Pertumbuhan tulang berlebih (Bone Spurs): Tonjolan tulang yang berkembang akibat cedera atau artritis dapat menekan saraf tibialis dan menyebabkan gejala TTS.
  • Varises atau pelebaran pembuluh darah: Pembuluh darah yang membesar di sekitar tarsal tunnel dapat meningkatkan tekanan pada saraf tibialis.
  • Penyakit inflamasi seperti arthritis: Kondisi seperti rheumatoid arthritis dapat menyebabkan peradangan yang meningkatkan tekanan dalam tarsal tunnel.
  • Lesi atau massa di dalam tarsal tunnel: Tumor jinak seperti lipoma atau kista ganglion dapat menekan saraf tibialis.
  • Cedera pada pergelangan kaki: Patah tulang atau keseleo dapat menyebabkan pembengkakan dan peradangan yang menekan saraf tibialis.
  • Penyakit sistemik seperti diabetes: Diabetes dapat merusak saraf dan membuatnya lebih rentan terhadap kompresi.

Gejala Tarsal Tunnel Syndrome

Gejala TTS dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan sering kali berkembang secara perlahan. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri di bagian dalam pergelangan kaki, telapak kaki, dan jari-jari kaki
  • Kesemutan dan mati rasa yang sering kali terasa seperti sensasi terbakar
  • Rasa tersetrum yang menjalar dari pergelangan kaki ke jari-jari kaki
  • Pembengkakan dan sensasi panas pada area yang terkena
  • Kelemahan otot pada kaki yang dapat menyebabkan kesulitan berjalan

Gejala sering kali diperburuk oleh aktivitas fisik, terutama berdiri atau berjalan dalam waktu lama. Dalam beberapa kasus, rasa nyeri bisa muncul bahkan saat istirahat atau pada malam hari.


Diagnosis Tarsal Tunnel Syndrome

Untuk mendiagnosis Tarsal Tunnel Syndrome, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:

  • Wawancara medis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk cedera sebelumnya dan penyakit lain seperti diabetes atau arthritis.
  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan melakukan tes Tinel (Tinel’s Sign), yaitu mengetuk area tarsal tunnel untuk melihat apakah pasien merasakan sensasi nyeri atau tersetrum.
  • Pemeriksaan pencitraan: MRI atau CT Scan digunakan untuk mendeteksi adanya massa, peradangan, atau kelainan struktural lainnya. Ultrasound dapat digunakan untuk melihat pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah.
  • Elektromiografi (EMG) dan Studi Konduksi Saraf: Tes ini membantu mengukur seberapa baik saraf tibialis berfungsi dan apakah ada tanda-tanda kompresi saraf.

Pengobatan Tarsal Tunnel Syndrome

Beberapa kasus nyeri akibat tarsal tunnel syndrome dapat diredakan dengan perawatan mandiri di rumah. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Istirahat (Rest): Mengistirahatkan kaki yang mengalami nyeri sangat penting untuk mencegah cedera lebih lanjut serta membantu proses pemulihan.
  • Kompres Dingin (Ice): Gunakan es yang dibalut dengan kain dan tempelkan pada area yang sakit selama 20 menit. Pastikan untuk memberikan jeda setidaknya 40 menit sebelum melakukan kompres ulang.
  • Tekanan (Compression): Menggunakan perban elastis atau support bandage pada pergelangan kaki dapat membantu memberikan stabilitas pada struktur kaki dan mengurangi pembengkakan.
  • Elevasi (Elevation): Saat beristirahat, posisikan kaki lebih tinggi dari jantung untuk membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan aliran darah.
  • Obat Anti-Inflamasi: Konsumsi obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan peradangan.

Terapi Non Operatif

Jika perawatan mandiri tidak memberikan hasil yang diharapkan, dokter mungkin menyarankan terapi non-operatif seperti:

  • Pemasangan Gips: Berguna untuk menjaga kaki dalam posisi stabil selama masa penyembuhan.
  • Penggunaan Brace: Direkomendasikan bagi penderita dengan kaki datar dan gejala yang lebih parah untuk mengurangi tekanan pada saraf.
  • Ortotik (Custom Insole): Sol sepatu khusus yang disesuaikan dengan bentuk kaki dapat membantu menjaga kelengkungan kaki serta mencegah saraf mengalami tekanan berlebih. Sepatu khusus juga dapat dibuat untuk menghindari posisi kaki yang menyebabkan penjepitan saraf di tarsal tunnel.
  • Injeksi Steroid atau Anestesi: Jika nyeri tidak kunjung reda dengan pengobatan oral, injeksi dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit.
  • Terapi Fisik: Latihan peregangan dan penguatan jaringan kaki secara bertahap dapat membantu mengurangi gejala. Beberapa metode terapi yang dapat dilakukan meliputi ultrasound therapy, akupunktur, taping, atau terapi manual.

Jika semua metode non-operatif tidak efektif dan kondisi semakin memburuk, dokter dapat merekomendasikan operasi dekompresi. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan pada ligamen fleksor retinaculum untuk mengurangi tekanan pada saraf. Operasi ini memiliki tingkat keberhasilan sekitar 44-96%, dengan hasil yang lebih baik pada pasien dengan diagnosis dini, usia muda, serta tanpa riwayat masalah kaki sebelumnya.


Komplikasi Tarsal Tunnel Syndrome

Jika tidak ditangani dengan baik, TTS dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Kerusakan permanen pada saraf tibialis
  • Nyeri kronis yang mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Atrofi otot akibat gangguan sinyal saraf ke otot kaki

Latihan Fisik untuk Tarsal Tunnel Syndrome

Anda dapat melakukan beberapa latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan membantu proses penyembuhan tarsal tunnel syndrome. Selain itu latihan di bawah ini juga dapat meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas pergelangan kaki.

Karena tarsal tunnel syndrome disebabkan oleh iritasi atau cedera, lakukanlah latihan berikut dengan hati-hati, mulai secara perlahan dan tingkatkan intensitasnya bertahap bila Anda sudah mulai merasakan perbaikan. Gerakkan di bawah ini seharusnya tidak menimbulkan nyeri, jadi apabila gejala bertambah dengan latihan ini segera hentikan latihan dan berkonsultasi dengan dokter.

1. Calf Stretches

5 calf stretches for tight muscles

  • Berdiri menghadap dinding dan letakkan kedua telapak tangan Anda di dinding sejajar bahu.
  • Posisikan kaki yang sakit lebih belakang dan lutut tetap lurus, usahakan telapak kaki tetap menyentuh lantai.
  • Letakkan kaki yang sehat di depan dalam keadaan lutut sedikit menekuk. Anda akan merasakan tarikan pada betis kaki Anda yang sakit.
  • Tahan posisi ini selama 20 detik dan kembali ke posisi berdiri tegak.
  • Anda dapat mengulangi gerakan ini sebanyak 3 hingga 5 kali sehari dan jangan lupa untuk melakukan gerakkan yang sama pada sisi lainnya bila nyeri juga dirasakan.

2. Posterior Tibialis Heel Lifts

5 Ankle-Strengthening Exercises You Should Try—and Why They're Important |  SELF

  • Berdiri di belakang kursi kemudian berpegangan pada sandarannya.
  • Berjinjit secara perlahan dan tahan selama 5 detik kemudian kembali berdiri tegak.
  • Lakukan sebanyak 15 kali dalam 1 set dan ulangi hingga 2 set dalam sehari.

3. Ankle Rotation

ankle pumps exercise

  • Duduk pada sebuah kursi kemudian angkat sedikit kaki yang sakit.
  • Gerakkan pergelangan kaki searah jarum jam sebanyak 5 kali.
  • Gerakkan kaki ke arah kebalikan jarum jam 5 kali.
  • Anda dapat mengulanginya sebanyak 2 hingga 3 set sehari.

Pencegahan Tarsal Tunnel Syndrome

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah TTS meliputi:

  • Menggunakan sepatu yang sesuai
  • Menghindari aktivitas yang memberikan tekanan berlebih pada pergelangan kaki
  • Melakukan peregangan sebelum dan sesudah berolahraga
  • Mengontrol berat badan untuk mengurangi tekanan pada kaki
  • Mengelola penyakit yang mendasari seperti diabetes atau arthritis

dr. Regina Varani

dr. Regina Varani adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya pada tahun 2015. Ia meyakini bahwa kesehatan adalah dasar utama untuk menjalani hidup yang produktif dan bahagia. Ia juga mengambil sertifikasi tulang belakang, ilmu akupuntur serta estetik dan gizi agar dapat menangani berbagai permasalahan kesehatan secara holistik.