Kista Baker

Kista Baker

5 mins read

Pernah merasakan benjolan atau nyeri di belakang lutut? Itu bisa jadi kista Baker, sebuah kantung berisi cairan yang terbentuk akibat peradangan atau cedera pada sendi lutut.

Meskipun sering kali tidak disadari, kista ini bisa menyebabkan rasa sakit dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan kista Baker untuk membantu Anda mengatasi masalah ini dan kembali beraktivitas dengan nyaman.


Apa Itu Kista Baker?

Kista Baker (Baker’s cyst) adalah pembengkakan atau benjolan yang terbentuk di bagian belakang lutut, tepatnya di ruang poplitea, yaitu ruang yang terletak di bagian belakang lutut, antara otot betis dan tulang paha.

kista baker adalah

Kista ini berisi cairan sinovial, yang biasanya berfungsi untuk melumasi sendi lutut. Pembentukan kista terjadi ketika cairan sinovial menumpuk dan terperangkap, membentuk kantung yang terasa lunak saat diraba. Kista ini sering kali muncul sebagai respons terhadap peradangan pada sendi lutut atau gangguan lainnya yang mempengaruhi kinerja sendi.

Perlu diketahui bahwa Baker’s cyst bisa pecah dan menyebabkan pembengkakan serta kemerahan pada lutut dan betis. Gejala ini serupa dengan tanda-tanda pembekuan darah pada pembuluh darah, yang merupakan kondisi serius dan memerlukan penanganan segera.

Tahukah Kamu?

Perempuan cenderung lebih rentan mengalami kondisi Kista Baker dibandingkan pria dikarenakan faktor biologis, hormonal, dan genetik yang berbeda.


Gejala Kista Baker

Pada sebagian besar kasus, kista Baker tidak menimbulkan gejala yang signifikan, terutama jika ukurannya kecil. Banyak orang dengan kista Baker bahkan tidak menyadari adanya pembengkakan di belakang lutut. Namun, ketika gejala muncul, mereka bisa meliputi:

  • Pembengkakan di Belakang Lutut: Kista Baker sering muncul sebagai benjolan yang terasa lembut atau kenyal ketika disentuh. Pembengkakan ini biasanya terletak di bagian belakang lutut dan dapat lebih jelas terlihat ketika seseorang berdiri atau melakukan aktivitas yang melibatkan lutut. Ukuran rata-rata dari Kista Baker adalah 3 cm.
  • Nyeri pada Lutut: Nyeri adalah gejala utama yang sering dialami oleh penderita kista Baker. Rasa sakit dapat timbul ketika kista menekan jaringan sekitarnya atau saat aktivitas fisik yang melibatkan lutut, seperti berjalan, berlari, atau naik tangga. Nyeri bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga parah, tergantung pada ukuran kista dan tingkat peradangan.
  • Rasa Kaku dan Kencang Saat Lutut Menekuk: Kista yang cukup besar dapat membatasi gerakan lutut, menyebabkan rasa kaku atau kesulitan untuk meluruskan atau menekuk kaki dengan bebas. Ini bisa mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang melibatkan gerakan lutut.
  • Kemerahan dan Pembengkakan yang Meningkat: Jika kista pecah atau terjadi peradangan yang parah, cairan dari kista dapat menyebar ke jaringan di sekitar lutut, menyebabkan pembengkakan lebih lanjut dan kemerahan. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih intens dan membingungkan dengan kondisi lain, seperti trombosis vena dalam.

Kista Baker Disebabkan Oleh Apa?

Penyebab utama kista Baker adalah peningkatan jumlah cairan sinovial dalam sendi lutut. Cairan ini berfungsi untuk menjaga kelancaran pergerakan sendi dan mengurangi gesekan antar permukaan tulang.

Namun, jika ada masalah pada sendi lutut, seperti peradangan atau cedera, tubuh akan memproduksi cairan sinovial lebih banyak untuk melindungi dan meredakan iritasi pada sendi. Ketika produksi cairan sinovial berlebihan dan tidak dapat diserap atau diproses dengan baik, cairan ini akan mengalir ke belakang lutut dan membentuk benjolan kista.

Beberapa faktor yang berperan dalam pembentukan kista Baker antara lain:

  1. Osteoartritis: Penyakit degeneratif ini menyebabkan kerusakan pada tulang rawan di dalam sendi lutut, yang memicu peningkatan produksi cairan sinovial. Peningkatan cairan ini bisa menyebabkan pembentukan kista Baker di belakang lutut. Osteoartritis adalah salah satu penyebab paling umum dari kista Baker pada orang dewasa yang lebih tua.
  2. Cedera Lutut: Cedera yang melibatkan ligamen, meniskus, atau tulang rawan lutut dapat menyebabkan peradangan yang meningkatkan produksi cairan sinovial, sehingga berisiko menyebabkan terbentuknya kista. Robekan meniskus adalah salah satu cedera lutut yang sering dikaitkan dengan kista Baker.
  3. Artritis Reumatoid: Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi, termasuk sendi lutut. Pada kondisi ini, peradangan yang terus-menerus dapat meningkatkan cairan sinovial dan meningkatkan kemungkinan terbentuknya kista di belakang lutut.
  4. Penyakit Sendi Lainnya: Selain osteoartritis dan artritis reumatoid, kondisi lain seperti gout, lupus, atau infeksi pada sendi juga dapat menyebabkan peningkatan produksi cairan sinovial yang berisiko memicu pembentukan kista Baker.
  5. Faktor Usia: Kista Baker lebih sering ditemukan pada individu yang lebih tua, terutama mereka yang telah mengalami kerusakan sendi akibat osteoartritis. Seiring bertambahnya usia, sendi menjadi lebih rentan terhadap cedera dan degenerasi, yang dapat memicu pembentukan kista.

Diagnosis Kista Baker

Untuk mendiagnosis kista Baker, dokter biasanya akan memulai dengan wawancara medis untuk mengidentifikasi riwayat cedera lutut atau penyakit sendi yang mungkin menjadi faktor risiko. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda pembengkakan atau benjolan di belakang lutut.

Selama pemeriksaan, dokter akan meraba lutut dan memeriksa apakah terdapat benjolan yang dapat bergerak atau terasa kenyal saat disentuh. Setelah itu, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan pencitraan untuk memastikan diagnosis kista Baker dan mengevaluasi kondisi sendi yang mendasarinya:

  • Ultrasonografi: Pemeriksaan ultrasonografi adalah salah satu cara terbaik untuk mengonfirmasi adanya kista Baker. Dengan menggunakan gelombang suara, pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kista dan ukurannya. Ultrasonografi juga membantu membedakan kista dengan kondisi lain, seperti tumor atau infeksi.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): MRI memberikan gambaran yang lebih rinci tentang struktur sendi lutut dan jaringan lunak sekitarnya, termasuk ligamen dan meniskus. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk menilai apakah ada masalah lain yang berhubungan dengan pembentukan kista, seperti robekan meniskus atau osteoartritis yang parah.
  • X-Ray: Sinar-X tidak dapat mendeteksi kista Baker secara langsung, tetapi bisa digunakan untuk menilai kondisi sendi lutut dan mendeteksi tanda-tanda kerusakan tulang atau osteoartritis yang mungkin berkontribusi pada pembentukan kista.

Pengobatan Kista Baker

Pada banyak kasus, kista Baker dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus, terutama jika ukuran kista kecil dan tidak menyebabkan gejala yang signifikan. Namun, jika kista menimbulkan rasa sakit, pembengkakan, atau keterbatasan gerakan, beberapa pilihan pengobatan dapat dipertimbangkan:

1. Metode RICE

Jika kista menyebabkan rasa nyeri minimal, pengobatan mandiri di rumah dapat dilakukan dengan cara RICE:

  • Rest: Istirahatkan lutut yang sakit kapan pun Anda memiliki kesempatan dan lakukan modifikasi aktivitas. Hindari olahraga berdampak tinggi seperti jogging atau aerobik yang dapat memberikan beban lebih pada lutut.
  • Ice: Kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan. Pastikan kulit Anda tidak bersentuhan langsung dengan es. Gunakan handuk kering sebagai pelapis ice pack untuk mencegah kulit mengalami luka bakar akibat dingin.
  • Compression: Penggunaan perban untuk kompresi membantu memberikan kestabilan pada sendi lutut.
  • Elevation: Angkat kaki Anda saat beristirahat untuk membantu mengurangi pembengkakan. Cobalah untuk menjaga lutut lebih tinggi dari posisi jantung saat tidur atau duduk.

2. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)

Obat-obatan seperti ibuprofen atau naproxen digunakan untuk meredakan peradangan dan mengurangi nyeri akibat kista Baker. Obat ini bekerja dengan menghambat zat kimia penyebab peradangan dalam tubuh.

3. Drainase Cairan (Aspirasi)

Jika kista cukup besar atau sangat nyeri, prosedur aspirasi dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan dari kista. Selama prosedur ini, jarum dimasukkan ke dalam kista untuk mengeluarkan cairan, yang bisa memberikan kelegaan sementara. Namun, kista sering kali bisa kembali setelah prosedur ini.

4. Penyuntikan Kortikosteroid

Penyuntikan kortikosteroid ke dalam sendi lutut dapat membantu mengurangi peradangan dan mengurangi ukuran kista. Kortikosteroid adalah obat antiinflamasi yang kuat yang dapat meredakan nyeri dan pembengkakan pada sendi.

5. Fisioterapi

Terapi fisik membantu memperkuat otot-otot sekitar lutut dan meningkatkan fleksibilitas serta rentang gerak sendi lutut. Ini sangat berguna bagi mereka yang memiliki osteoartritis atau masalah sendi lainnya yang mendasari kista Baker.

6. Pembedahan

Jika kista tidak dapat ditangani dengan metode non-bedah atau jika terus tumbuh dan menimbulkan rasa sakit yang parah, operasi mungkin diperlukan. Prosedur bedah dapat melibatkan pengangkatan kista atau perbaikan masalah yang mendasarinya, seperti robekan meniskus.


Pencegahan Kista Baker

Sendi lutut sangat rentan terhadap cedera, terutama saat berolahraga. Mencegah cedera lutut dapat mengurangi risiko terbentuknya kista Baker. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah cedera lutut antara lain:

  • Melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang intens.
  • Menggunakan alas kaki yang tepat dan nyaman.
  • Memakai pelindung sendi lutut untuk memberikan perlindungan ekstra.
  • Menggunakan tumit kaki saat melakukan gerakan berputar untuk menghindari perputaran yang membebani lutut.
  • Jika mengalami cedera pada lutut, segera hentikan aktivitas, kompres dengan es untuk mengurangi pembengkakan, dan segera cari pertolongan medis.

Komplikasi

Meskipun sebagian besar tidak menyebabkan masalah serius, ada beberapa komplikasi yang mungkin timbul, termasuk:

  1. Pecahnya Kista: Jika kista pecah, cairan yang dikeluarkan dapat menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang lebih intens pada jaringan sekitar lutut. Ini dapat meniru gejala pembekuan darah atau trombosis vena dalam (DVT).
  2. Tekanan pada Saraf atau Pembuluh Darah: Kista yang besar dapat memberi tekanan pada saraf atau pembuluh darah di sekitar lutut, menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau gangguan aliran darah. Ini dapat memperburuk gejala dan membatasi fungsi lutut.

Jika Anda mengalami gejala yang terkait dengan kista Baker, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang sesuai.

dr. Regina Varani

dr. Regina Varani adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya pada tahun 2015. Ia meyakini bahwa kesehatan adalah dasar utama untuk menjalani hidup yang produktif dan bahagia. Ia juga mengambil sertifikasi tulang belakang, ilmu akupuntur serta estetik dan gizi agar dapat menangani berbagai permasalahan kesehatan secara holistik.