Apakah kamu sering mengalami sakit kepala? Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan 4 macam jenis sakit kepala dan juga terapi yang efektif.
Hampir semua orang pernah mengalami keluhan sakit kepala, baik tua maupun muda, pria maupun wanita. Menurut penelitian, 7 dari 10 orang mengalami nyeri kepala minimal sekali dalam setahun, meski tidak parah.
Sakit kepala bisa timbul dengan intensitas ringan sampai berat, dengan durasi dialami selama beberapa jam sampai berhari-hari.
Dalam Artikel Ini:
Sakit Kepala dan Pusing, Apa Bedanya?
Beberapa orang salah mengartikan sakit pada kepala sebagai rasa pusing. Sakit kepala adalah rasa sakit atau nyeri yang dirasakan pada area kepala, dapat berupa sensasi seperti berdenyut, menusuk, berat, atau seperti diikat. Sedangkan, pusing adalah sensasi seperti badan terasa ringan, melayang, berputar, kliyengan, atau seperti merasa akan pingsan.
Jenis sakit kepala sangat bervariasi, terdapat sekitar 150 jenis sakit kepala yang memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda-beda. Secara garis besar, berdasarkan penyebabnya, sakit pada kepala dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Sekitar 9 dari 10 kasus sakit pada kepala merupakan sakit kepala primer.
Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang bukan merupakan gejala atau disebabkan oleh penyakit lain, melainkan disebabkan aktivitas berlebih atau gangguan pada struktur-struktur pada kepala yang sensitif terhadap nyeri. Contoh sakit kepala primer adalah migrain, sakit pada kepala tegang (Tension Type Headache), dan sakit kepala Cluster (Cluster Headache). Sakit kepala primer dapat dipicu jenis makanan tertentu, stress, kurang tidur, atau konsumsi alkohol.
Sedangkan, sakit pada kepala Sekunder merupakan sakit pada kepala yang merupakan suatu gejala dan disebabkan oleh penyakit yang lain. Contohnya adalah sakit pada kepala karena sinus (Sinus Headache), sakit gigi, flu atau hipertensi. Pada beberapa kasus yang sangat jarang, sakit pada kepala sekunder juga dapat terjadi pada gegar otak, meningitis (peradangan selaput otak), aneurisma otak, tumor, dan lain sebagainya.
Jenis Jenis Sakit Kepala Paling Umum
Beberapa jenis-jenis sakit kepala yang paling umum ditemukan adalah Migraine, Tension Type Headache, Cluster Headache, dan Sinus Headache.
1. Sakit Kepala Migrain (Migraine)
Sakit pada kepala migrain memiliki karakteristik nyeri kepala seperti berdenyut, biasanya hanya terasa di satu sisi kepala saja, sensitif terhadap cahaya atau suara, kadang disertai keluhan mual muntah, dan dapat berlangsung 4 – 72 jam.
Rasa nyeri dapat diperberat dengan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan atau menaiki tangga. Serangan migrain dapat disertai dengan aura.
Aura merupakan tanda-tanda yang dirasakan penderita tepat sebelum munculnya sakit pada kepala. Tanda tanda tersebut dapat berupa: masalah pengihatan (kilatan cahaya), kekakuan pada leher, dan kesemutan pada seluruh tubuh. Migrain yang disertai dengan aura disebut migrain klasik, dialami sekitar 30% dari penderita migrain.
Tahukah Anda?
Migrain lebih banyak dialami oleh wanita dan berkaitan erat dengan faktor genetik. Sekitar 3 dari 4 penderita migrain adalah wanita, dan sebanyak 70% dari penderita migrain memiliki keluarga inti yang mengalami keluhan serupa.
2. Sakit Kepala Tegang (Tension Type Headache)
Tension Type Headache merupakan jenis sakit pada kepala yang paling sering dijumpai, dialami oleh sekitar 20% populasi. Nyeri kepala ini disebabkan karena ketegangan otot leher dan kepala. Biasanya penderita akan mengeluhkan nyeri kepala seperti ditekan dan diikat pada bagian depan sampai belakang kepala. Kontraksi otot kepala berkaitan erat dengan stres, kecemasan, depresi, dan kebiasaan postur yang buruk. Durasi munculnya sakit pada kepala tegang ini bervariasi, dari 30 menit sampai dengan 7 hari.
3. Sakit Kepala Sinus (Sinus Headache)
Sakit pada kepala sinus memiliki karakteristik nyeri yang konstan, tumpul, dan dalam pada area dahi, di atas tulang pipi, dan pangkal hidung. Nyeri kepala ini timbul bersamaan dengan peradangan pada rongga sinus, atau yang biasa disebut dengan sinusitis. Selain nyeri kepala, muncul gejala-gejala sinusitis seperti demam, pilek, hidung tersumbat, dan telinga terasa penuh. Selain obat pereda nyeri untuk sakit pada kepala, Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk sinusitis berupa anti peradangan, dekongestan, dan antibiotik jika terdapat infeksi.
4. Sakit Kepala Cluster (Cluster Headache)
Sakit pada kepala Cluster merupakan salah satu jenis sakit kepala yang paling nyeri. Nyeri kepala yang timbul sangat hebat, bahkan hingga dapat membangunkan seseorang saat tidur di malam hari. Nyeri kepala biasanya timbul mendadak, memiliki karakteristik nyeri dan pola serangan yang khas, seperti:
- Nyeri konstan (terus-menerus) hanya di salah satu sisi kepala.
- Intensitas nyeri meningkat cepat dalam waktu singkat sekitar 5-10 menit dan dapat berlangsung selama 15 menit hingga 3 jam.
- Mata merah, berair, dan bengkak (di sisi yang sakit).
- Kelopak mata turun atau lemas (di sisi yang sakit).
- Hidung tersumbat atau berair (di sisi yang sakit).
- Berkeringat pada dahi atau sisi wajah yang sakit.
Sakit pada kepala Cluster ini lebih banyak dialami oleh pria, banyak terjadi pada rentang usia muda sekitar 20-25 tahun. Faktor risiko terjadinya nyeri kepala Cluster adalah riwayat merokok dan minum alkohol. Selain itu, memiliki keluarga dengan riwayat nyeri kepala cluster juga meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami keluhan yang serupa.
Diagnosa Sakit Kepala
Jika ada keluhan sakit pada kepala yang berulang dan mengganggu, maka sebaiknya berkonsultasi dan memeriksakan diri ke Dokter. Dokter dapat menegakkan diagnosa nyeri kepala dari riwayat perjalanan penyakit, frekuensi, durasi dan karakteristik sakit pada kepala yang dirasakan pasien, serta pemeriksaan fisik.
Kemudian, bila dicurigai penyebab nyeri kepala yang lebih serius dan dirasa perlu, Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah, CT scan, atau MRI.
Sakit kepala juga merupakan salah satu keluhan yang dapat muncul pada penderita skoliosis diakibatkan oleh ketegangan otot-otot bagian bahu, leher, dan pundak.
Tanda Sakit Kepala Serius yang Perlu Diwaspadai
Meskipun sebagian besar sakit pada kepala merupakan jenis sakit pada kepala primer dan tidak berhubungan dengan kondisi medis yang serius, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan medis jika menemukan beberapa tanda dan gejala seperti berikut:
- Nyeri kepala mendadak yang sangat hebat, muncul tiba-tiba, dan belum pernah terjadi sebelumnya, sering dideskripsikan sebagai “thunderclap headache”.
- Disertai kelemahan anggota gerak, wajah perot, bicara pelo, mati rasa pada sebagian tubuh atau wajah.
- Disertai kekakuan pada leher atau kejang.
- Disertai muntah-muntah hebat.
- Terjadi penurunan kesadaran atau pingsan.
- Terjadi setelah trauma pada kepala.
Pengobatan Sakit Kepala di Rumah
Jika Anda mengalami sakit kepala dan ingin mencoba pengobatan di rumah, berikut beberapa langkah dan teknik yang dapat membantu meredakannya:
1. Kompres
Menggunakan kompres bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi sakit kepala. Untuk sakit kepala tegang atau migrain, coba tempelkan kompres dingin di dahi atau tengkuk selama 15-20 menit. Kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan dan mengatasi pembuluh darah yang membesar. Sebaliknya, jika Anda mengalami ketegangan otot di leher, kompres hangat di area tersebut bisa membantu mengendurkan otot yang tegang dan memberikan kenyamanan.
2. Minum Air Putih
Dehidrasi seringkali menjadi penyebab sakit kepala. Pastikan tubuh Anda mendapatkan cukup cairan dengan meminum air putih sepanjang hari. Terhidrasi dengan baik dapat membantu mencegah dan meredakan sakit kepala yang disebabkan oleh kekurangan cairan. Sebagai tambahan, hindari minuman berkafein atau beralkohol yang bisa menyebabkan dehidrasi.
3. Istirahat dan Relaksasi
Kadang-kadang, istirahat yang cukup bisa menjadi solusi efektif untuk sakit kepala. Jika memungkinkan, cobalah tidur sebentar atau berbaring di ruangan yang tenang. Teknik relaksasi, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga, juga dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan yang sering kali memicu sakit kepala. Menyediakan waktu untuk relaksasi dapat membantu otak dan tubuh Anda untuk pulih dari ketegangan yang mungkin menyebabkan sakit kepala.
4. Makanan dan Minuman
Pastikan pola makan Anda seimbang dan tidak melewatkan makanan utama. Hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, bisa menjadi penyebab sakit kepala. Mengonsumsi makanan sehat secara teratur dapat membantu menjaga kestabilan kadar gula darah. Terkadang, minuman berkafein dalam jumlah kecil, seperti secangkir kopi, bisa membantu meredakan sakit kepala, terutama jika sakit kepala Anda disebabkan oleh withdrawal kafein. Namun, konsumsi kafein harus diatur dengan hati-hati agar tidak menambah masalah.
5. Postur dan Latihan
Memperbaiki postur tubuh sangat penting, terutama jika Anda bekerja di depan komputer untuk waktu lama. Pastikan kursi Anda mendukung punggung dan layar komputer berada pada tingkat mata untuk menghindari ketegangan leher dan bahu. Selain itu, melakukan peregangan lembut dan latihan leher secara rutin dapat membantu mengurangi ketegangan otot yang bisa memicu sakit kepala.
6. Aromaterapi
Aromaterapi menggunakan minyak esensial juga dapat membantu meredakan sakit kepala. Minyak lavender atau peppermint dikenal karena sifat relaksasinya dan dapat digunakan dengan mengoleskannya di pelipis atau dahi. Aroma yang menenangkan dari minyak esensial ini bisa membantu mengurangi stres dan ketegangan yang sering menyebabkan sakit kepala.
7. Obat Over-the-Counter (OTC)
Untuk sakit kepala ringan hingga sedang, obat-obatan yang dijual bebas seperti asetaminofen (paracetamol), ibuprofen, atau aspirin dapat memberikan bantuan. Ikuti petunjuk dosis pada kemasan dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan. Penggunaan obat-obatan ini sebaiknya hanya sebagai solusi sementara dan tidak untuk penggunaan jangka panjang tanpa konsultasi dengan profesional medis.
Jika sakit kepala Anda berlanjut, sangat parah, atau disertai gejala tambahan seperti gangguan penglihatan, kesulitan berbicara, atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh, segera cari bantuan medis untuk evaluasi lebih lanjut.
Pencegahan Sakit Kepala
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mecegah sakit pada kepala bertambah parah atau timbulnya nyeri kepala berulang, di antaranya:
- Istirahat cukup dan pola tidur yang sehat. Orang dewasa membutuhkan waktu tidur malam minimal 7-8 jam setiap hari. Pola tidur yang baik yaitu memiliki jadwal bangun dan tidur malam yang sama setiap harinya.
- Konsumsi air putih yang cukup, minimal 2 liter per hari untuk orang dewasa.
- Olahraga teratur.
- Hindari stress.
- Hindari konsumsi alkohol dan rokok.
- Kurangi konsumsi kafein.
Akupunktur untuk Mengobati Sakit Kepala
Sakit kepala sebagian besar mereda dengan obat-obatan, namun tidak jarang nyeri kepala ini menjadi keluhan kronis yang kambuh-kambuhan dan berulang kali muncul. Bahkan, tidak jarang yang mengeluhkan nyeri kepala yang hilang timbul selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Tentu jika sudah kronis, sakit pada kepala akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menurunkan produktivitas kerja penderitanya.
Akupuntur merupakan salah satu terapi penunjang yang dapat membantu mengobati keluhan sakit kepala kronis. Beberapa pasien mengeluhkan kondisi nyeri kepala yang berulang kali kambuh dan menahun, yang tentunya menurunkan kualitas hidup dan performa mereka dalam beraktivitas sehari-hari. Berbagai studi ilmiah membuktikan bahwa akupunktur bermanfaat untuk mengobati nyeri kepala dan memiliki efek jangka panjang untuk mencegah serangan nyeri kepala berulang.
Sejarah Akupunktur
Akupunktur merupakan metode pengobatan tradisional dari Tiongkok yang telah dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu. Teknik akupunktur dilakukan dengan menusukkan jarum akupunktur yang berukuran kecil dan tipis pada titik-titik tertentu pada tubuh. Menurut metode pengobatan tradisional Tiongkok, suatu penyakit dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan aliran energi “qi” di dalam tubuh seseorang, dan akupunktur dapat mengobati penyakit dengan cara menyeimbangkan aliran energi “qi” tersebut.
Dalam perkembangannya, akupunktur saat ini sudah diakui oleh dunia kedokteran barat. Berbagai penelitian telah menemukan mekanisme kerja akupunktur yang dapat dijelaskan secara medis dan ilmiah sehingga kemudian dibentuklah suatu cabang ilmu kedokteran barat yang disebut Akupunktur Medik.
Berbeda dengan akupunktur tradisional, akupunktur medik tidak menggunakan konsep keseimbangan energi “qi”, melainkan berdasarkan ilmu anatomi dan fisiologi sel dan organ tubuh, khususnya sistem hormonal, otot dan saraf. Secara ilmiah, akupunktur medik terbukti dapat meredakan proses peradangan (inflamasi) dan merangsang proses penyembuhan (healing) pada tingkat sel, serta dapat merangsang pelepasan zat neurohormonal tertentu yang dapat mengurangi rasa nyeri.
Studi Akupunktur
Sebuah studi meta analisis yang melibatkan 4985 orang subjek, membuktikan bahwa akupunktur efektif mengurangi frekuensi munculnya serangan migrain sebanyak 50%-59% dan efek ini dapat bertahan sampai dengan 6 bulan.
Studi yang lain menemukan bahwa akupunktur dapat mengurangi frekuensi munculnya nyeri kepala tegang (Tension Type Headache) sebanyak 50% jika dibandingkan dengan terapi rutin dengan obat-obatan.
Akupunktur dapat mengobati keluhan berbagai jenis sakit pada kepala dengan mekanisme berikut:
- Merangsang saraf yang terletak pada otot dan jaringan lain untuk melepaskan endorfin dan faktor neurohumoral lainnya yang berfungsi meredakan rasa nyeri.
- Meningkatkan mikrosirkulasi (peredaran darah) lokal.
- Mengurangi proses peradangan.
- Mempengaruhi kadar serotonin di otak.
Akupunktur merupakan metode pengobatan yang aman dan minimal efek samping jika dilakukan oleh Tenaga Ahli Profesional/Dokter. Namun, hasil terapi memang tidak dapat diharapkan muncul secara instan hanya dalam 1-2x sesi terapi. Idealnya, diperlukan 5-8x sesi terapi dengan jarak 3-5 hari antar sesi untuk mendapatkan efek yang maksimal. Akupunktur sangat bermanfaat sebagai terapi penunjang dalam pengobatan sakit pada kepala.