bahaya membunyikan tulang

Apakah Sering Membunyikan Tulang itu Bahaya? Yuk, Tanya Dokter

3 mins read

Membunyikan tulang atau yang sering disebut sebagai “cracking” sendi adalah kebiasaan yang banyak dilakukan oleh kebanyakan orang, mulai dari membunyikan jari-jari tangan, leher, punggung, hingga lutut. Namun, tahukah Anda jika kebiasaan membunyikan tulang ini dapat menimbulkan bahaya?

Sebagian orang melakukannya karena merasa lebih rileks setelahnya, sementara yang lain menjadikannya kebiasaan tanpa menyadari potensi bahaya di baliknya. Sebagai pakar di bidang tulang, penting bagi kami untuk mengupas tuntas mengenai apa sebenarnya yang terjadi saat tulang dibunyikan dan risiko jangka panjang yang mengintai.


Apa yang Sebenarnya Terjadi Saat Tulang Dibunyikan?

Pertama-tama, perlu diluruskan bahwa yang dimaksud dengan “membunyikan tulang” sebenarnya bukan membunyikan tulang secara harfiah, melainkan menghasilkan bunyi dari sendi. Bunyi tersebut biasanya timbul dari:

  • Kavitasi gas sinovial, yaitu gelembung gas (terutama nitrogen dan karbon dioksida) yang pecah di dalam cairan sinovial sendi saat terjadi perubahan tekanan mendadak.
  • Gesekan antar jaringan, seperti tendon atau ligamen yang melintasi permukaan tulang.
  • Pergerakan abnormal sendi, misalnya pada sendi yang terlalu longgar atau tidak sejajar.

Meskipun pada dasarnya bunyi tersebut tidak selalu menunjukkan kerusakan, kebiasaan membunyikan tulang secara berulang dan tidak terkendali dapat menyebabkan sejumlah masalah pada struktur muskuloskeletal.


Bahaya Membunyikan Tulang Secara Berlebihan

1. Risiko Instabilitas Sendi

Sendi yang sering dibunyikan, terutama dengan gerakan paksa seperti pada leher atau punggung, dapat mengalami pelonggaran pada ligamen. Ligamen adalah jaringan ikat yang berfungsi menstabilkan sendi. Jika ligamen meregang berlebihan akibat manipulasi terus-menerus, stabilitas sendi akan terganggu dan berisiko menyebabkan kondisi seperti:

  • Subluksasi (pergeseran sendi parsial)
  • Hipermobilitas
  • Percepatan degenerasi sendi

2. Kerusakan Struktur Sendi

Manipulasi sendi secara tidak profesional dapat merusak struktur sendi itu sendiri. Misalnya, membunyikan leher secara mendadak bisa menyebabkan cedera pada cakram intervertebralis atau bahkan memicu herniasi diskus (saraf terjepit).

Studi menunjukkan bahwa tekanan berlebihan pada sendi leher dapat merusak arteri vertebralis, meningkatkan risiko stroke akibat diseksi arteri pada beberapa kasus ekstrem.

3. Risiko Radang Sendi (Osteoartritis)

Banyak yang percaya bahwa membunyikan sendi bisa menyebabkan radang sendi. Walau penelitian masih bersifat kontradiktif, namun dalam beberapa kasus individu dengan kebiasaan membunyikan sendi jari mengalami gejala:

  • Nyeri pada sendi
  • Kekakuan
  • Pembengkakan

Kebiasaan ini, terutama saat dilakukan berlebihan atau dengan tekanan yang tinggi, diduga dapat mempercepat keausan tulang rawan, yang menjadi pemicu osteoartritis.

4. Ketidakseimbangan Otot dan Postur

Sering membunyikan tulang belakang atau leher bisa menyebabkan otot sekitar area tersebut menjadi tidak seimbang. Hal ini terjadi karena gerakan manipulatif dapat memicu otot tertentu menjadi lebih aktif (overactive), sementara otot lainnya menjadi lemah (underactive).

Hasilnya:

  • Postur tubuh terganggu
  • Risiko skoliosis meningkat
  • Nyeri kronis pada punggung, leher, atau bahu

Sebagai fisioterapis, kami sering menangani pasien dengan keluhan otot tegang dan postur buruk akibat kebiasaan membunyikan punggung secara sembarangan.

5. Ketergantungan dan Gangguan Psikologis

Kebiasaan membunyikan tulang bisa berkembang menjadi semacam “ketergantungan” psikologis. Banyak pasien melaporkan bahwa mereka merasa tidak tenang jika tidak membunyikan tulang dalam beberapa jam. Ini dapat menyebabkan:

  • Gangguan kecemasan ringan
  • Kompulsif berulang
  • Gangguan fokus

Kondisi ini berbahaya jika seseorang mulai membunyikan tulang dalam situasi yang tidak tepat, seperti saat mengemudi atau bekerja, yang justru meningkatkan risiko cedera.


Area Tubuh yang Paling Sering Dibunyikan dan Risikonya

1. Leher

Meskipun paling umum, leher merupakan bagian yang paling berbahaya untuk dimanipulasi secara sembarangan. Leher memiliki arteri penting, saraf, dan sendi kecil yang sangat sensitif terhadap tekanan mendadak. Membunyikan leher secara paksa dapat menyebabkan:

  • Cedera arteri vertebralis → stroke
  • Herniasi diskus servikal
  • Nyeri kepala akibat gangguan otot leher

2. Punggung (Thoracic dan Lumbar Spine)

Membunyikan punggung umumnya menghasilkan rasa lega sesaat. Namun, manipulasi berulang tanpa pengawasan dapat:

  • Melemahkan otot stabilisasi seperti multifidus
  • Meningkatkan risiko nyeri punggung bawah kronis
  • Menyebabkan ketidaksejajaran tulang belakang

3. Jari dan Pergelangan Tangan

Walau membunyikan jari sering dianggap tidak berbahaya, pada individu dengan sendi longgar (hipermobilitas), hal ini bisa memperburuk kondisi. Risiko termasuk:

  • Pembengkakan sendi
  • Penurunan kekuatan genggaman
  • Deformitas sendi dalam jangka panjang

4. Lutut dan Pergelangan Kaki

Membunyikan lutut atau pergelangan kaki kadang menandakan gesekan antara tendon dan tulang. Bila dilakukan terus-menerus:

  • Bisa memicu peradangan tendon (tendinitis)
  • Menyebabkan nyeri sendi
  • Mengganggu pola jalan dan aktivitas motorik

Membedakan Bunyi Sendi yang Normal dan yang Mengkhawatirkan

Tidak semua bunyi pada sendi berbahaya. Penting untuk membedakan bunyi yang normal dan yang patut diwaspadai:

Jenis Bunyi Kemungkinan Penyebab Aman atau Tidak
Pop ringan tanpa nyeri Gelembung gas pecah (kavitasi) Umumnya aman
Klik berulang saat gerak Tendon bergeser Perlu evaluasi
Bunyi disertai nyeri Cedera atau inflamasi Berbahaya
Bunyi kasar/berderak Kerusakan tulang rawan Perlu penanganan medis

Apa yang Harus Dilakukan Jika Suka Membunyikan Tulang?

Sebagai pakar fisioterapi, kami merekomendasikan langkah berikut untuk mengurangi kebiasaan membunyikan tulang:

1. Lakukan Peregangan yang Aman

Ganti kebiasaan membunyikan sendi dengan latihan peregangan ringan:

  • Leher: Side neck stretch, chin tuck
  • Punggung: Cat-cow pose, child pose
  • Jari: Finger flexor stretch

2. Perbaiki Postur

Postur buruk menyebabkan ketegangan otot yang mendorong keinginan membunyikan sendi. Gunakan prinsip ergonomi:

  • Posisi duduk 90 derajat
  • Monitor sejajar mata
  • Istirahat setiap 30–60 menit

3. Terapi Fisioterapi Manual

Jika Anda merasa butuh manipulasi sendi, lebih baik lakukan dengan bantuan ahli fisioterapi. Terapi manual yang dilakukan secara profesional seperti:

  • Mobilisasi sendi ringan
  • Myofascial release
  • Terapi traksi leher

4. Latihan Penguatan

Menguatkan otot sekitar sendi adalah kunci untuk menjaga stabilitas. Fokus pada:

  • Core stability (otot perut dan punggung bawah)
  • Shoulder and scapular stabilizers
  • Hip and knee strength

Apakah Membunyikan Sendi Bisa Dilakukan dengan Aman?

Dalam beberapa situasi klinis, manipulasi sendi memang dilakukan secara profesional oleh chiropractor atau fisioterapis terlatih. Namun hal tersebut dilakukan dengan:

  • Pemeriksaan menyeluruh
  • Teknik yang tepat
  • Indikasi medis yang jelas

Melakukannya sendiri tanpa pelatihan dapat lebih banyak membawa risiko daripada manfaat. Apalagi jika frekuensinya sering, dan melibatkan area sensitif seperti leher.

Waspadai Kebiasaan Sepele yang Berdampak Besar

Membunyikan tulang mungkin terasa melegakan sesaat, namun bila dilakukan tanpa pemahaman anatomi dan biomekanika tubuh, kebiasaan ini justru bisa merugikan. Sebagai pakar tulang dan fisioterapi, kami menekankan pentingnya pemahaman bahwa:

  • Sendi adalah struktur kompleks yang butuh stabilitas
  • Manipulasi sembarangan bisa merusak jaringan penting
  • Terapi fisik dan latihan lebih aman untuk menjaga kesehatan muskuloskeletal

Jika Anda merasa ada bunyi tidak biasa pada sendi, terutama jika disertai nyeri, segera konsultasikan ke dokter spesialis ortopedi atau fisioterapis. Jangan biarkan kebiasaan kecil menjadi awal dari masalah besar.

dr. Juan Suseno, Sp.KFR

dr. Juan Suseno Haryanto, Sp.KFR menyelesaikan spesialisasi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Universitas Diponegoro pada tahun 2003. Beliau mempunyai peminatan pada tumbuh kembang anak dan penanganan nyeri dengan menggunakan modalitas dan latihan ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.