Apakah Anda pernah melihat seseorang dengan dada yang terlihat cekung ke dalam, seolah-olah terdapat lubang di tengah-tengahnya? Fenomena ini mungkin adalah salah satu tanda dari apa yang dikenal sebagai Pectus Excavatum, sebuah kondisi langka yang memengaruhi struktur tulang dada seseorang.
Tidak hanya menimbulkan perubahan fisik yang mencolok, tetapi juga dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan. Mari kita kenali lebih dalam tentang Pectus Excavatum, dari penyebabnya hingga opsi penanganan yang tersedia.
Dalam Artikel Ini:
Apa itu Pectus Excavatum atau Dada Cekung?
Sering dikenal dengan sebutan dada cekung, Pectus Excavatum merupakan sebuah kelainan bawaan yang ditandai oleh pertumbuhan tulang dada dan beberapa tulang iga yang tidak normal, cenderung ke arah dalam rongga dada.
Menurut riset, biasanya dada cekung lebih umum terjadi pada laki-laki daripada perempuan, dengan perbandingan 3:1.
Gejala dada cekung sering kali terdeteksi oleh orangtua sejak bayi, dan sebagian besar kasus telah terdiagnosis sebelum anak berusia satu tahun, meskipun biasanya dalam keparahan yang ringan pada masa bayi atau anak-anak.
Namun, pada masa remaja, terutama saat pubertas, Pectus Excavatum dapat berkembang menjadi lebih parah. Tingkat keparahan kelainan ini sangat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang parah.
Meskipun mekanisme pasti yang menyebabkan terjadinya Pectus Excavatum masih belum diketahui, sekitar 35% kasus dilaporkan memiliki riwayat keluarga dengan gejala serupa. Selain itu, kondisi ini sering dikaitkan dengan Sindrom Marfan dan Sindrom Poland.
Apakah Dada Cekung Berbahaya?
Biasanya, Pectus Excavatum tidak menimbulkan ancaman serius dan penderitanya tidak merasakan gejala apa pun selain penampilan dada yang terlihat cekung ke dalam.
Tanda dan Gejala Pectus Excavatum
Meskipun kebanyakan pasien tidak merasa tidak nyaman, dalam kasus yang parah, Pectus Excavatum dapat menyebabkan penekanan pada organ jantung dan paru-paru yang menghasilkan gejala seperti:
1. Dada Cekung ke Dalam
Gejala yang paling mencolok adalah depresi atau cekungan pada tulang dada. Depresi ini bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Pada beberapa orang, cekungan ini mungkin hampir tidak terlihat, sementara pada yang lain, bisa sangat dalam sehingga tampak mencolok.
Lokasi: Depresi biasanya berada di bagian tengah dada tetapi bisa juga melibatkan sisi kiri atau kanan.
2. Sesak Napas
Banyak penderita pectus excavatum melaporkan kesulitan bernapas, terutama saat melakukan aktivitas fisik seperti berlari, bersepeda, atau berolahraga. Ini disebabkan oleh ruang dada yang terbatas, mengurangi kemampuan paru-paru untuk mengembang sepenuhnya.
Dalam kasus yang lebih parah, kapasitas paru-paru bisa berkurang secara signifikan, yang dapat diukur melalui tes fungsi paru-paru.
3. Nyeri Dada
Nyeri dapat bersifat tajam atau tumpul, dan sering kali diperburuk oleh aktivitas fisik atau peregangan dada. Nah, nyeri ini biasanya terlokalisir di area cekungan tetapi bisa juga menyebar ke seluruh dada.
4. Sering Merasa Lelah
Karena jantung dan paru-paru mungkin bekerja lebih keras untuk mempertahankan aliran darah dan oksigen yang cukup, penderita sering merasa lelah bahkan setelah aktivitas ringan.
Kelelahan kronis dapat mempengaruhi kualitas hidup, mengurangi kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dan olahraga.
5. Detak Jantung yang Tidak Teratur
Beberapa penderita melaporkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur (palpitasi), yang bisa menimbulkan rasa cemas. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan pada jantung akibat deformasi dada yang mengurangi ruang untuk jantung berkembang secara normal.
6. Masalah Postur Tubuh
Penderita mungkin mengembangkan kebiasaan postur yang buruk, seperti bahu yang miring ke depan atau tulang belakang yang melengkung (hiperkifosis torakalis), sebagai cara untuk mengkompensasi deformasi dada.
Postur yang buruk dapat menyebabkan masalah muskuloskeletal lainnya, termasuk nyeri punggung dan leher.
Penampilan fisik yang tidak biasa bisa mempengaruhi kepercayaan diri dan citra tubuh, terutama pada remaja dan dewasa muda. Rasa malu atau tidak percaya diri karena penampilan dada dapat mempengaruhi interaksi sosial dan partisipasi dalam aktivitas yang melibatkan penampilan tubuh, seperti berenang.
7. Keterbatasan Fisik
Kombinasi dari penurunan kapasitas paru-paru dan jantung serta kelelahan bisa mengurangi kemampuan untuk melakukan latihan fisik dengan baik. Penderita mungkin merasa lebih cepat lelah atau kesulitan mencapai intensitas latihan yang diinginkan.
Penurunan aktivitas fisik dapat berdampak negatif pada kesehatan umum dan kebugaran kardiovaskular.
Pemeriksaan Apa Saja yang Perlu Dilakukan?
Untuk menentukan tingkat keparahan dan pengobatan yang sesuai, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk:
- Pemeriksaan fisik jantung dan paru-paru
- Rontgen dada (X-Ray)
- Elektrokardiogram (EKG)
- CT scan dada
- Spirometri untuk mengevaluasi kapasitas paru-paru
Apakah Pectus Excavatum Memerlukan Operasi?
Pada umumnya, kasus ringan Pectus Excavatum tidak memerlukan perlakuan khusus. Namun, jika kondisinya cukup dalam sehingga mengakibatkan gejala pernapasan yang signifikan atau menimbulkan tekanan psikologis yang berat, sering kali opsi terapi yang dipilih adalah operasi.
Terapi Pada Pectus Excavatum
Seperti penjelasan diatas, jika Anda mempunyai dada cekung ringan atau sedang apalagi dalam masa pertumbuhan, masih ada opsi lain selain operasi, yaitu terapi konservatif.
1. Latihan Fisik Khusus Untuk Dada Cekung
Olahraga dan latihan fisik dapat menjadi solusi bagi individu dengan Pectus Excavatum atau dada cekung, membantu memperbaiki postur serta meningkatkan kapasitas paru-paru.
Namun, perlu diingat bahwa latihan mungkin tidak selalu mudah bagi mereka yang mengalami gejala, karena Pectus Excavatum bisa menyebabkan sensasi nyeri dada atau sesak napas.
Latihan untuk Pectus Excavatum sering kali mencakup teknik pernafasan dalam, latihan menahan napas, dan penguatan otot-otot punggung serta dada.
2. Terapi Vacuum Bell Untuk Pectus Excavatum
Vacuum bell adalah alat terapi yang terbuat dari karet berbentuk cup/mangkok yang dihubungkan dengan pompa.
Dalam penanganan Pectus Excavatum, vacuum bell ditempatkan di bagian depan dada dan diperlakukan untuk menciptakan penarikan udara yang kuat. Hal ini bertujuan untuk mengangkat dinding dada ke arah depan. Setelah beberapa waktu, teknik ini dapat membantu mempertahankan dada dalam posisi yang normal atau mendekati normal.
Penggunaan vacuum bell dapat memberikan hasil yang optimal saat dimulai sejak masa anak-anak dan remaja, terutama untuk kasus Pectus Excavatum dengan tingkat keparahan ringan hingga sedang, di mana kedalaman lekukan dada kurang dari 1,5 cm.
Meskipun demikian, vacuum bell tetap dapat efektif digunakan bahkan pada kasus yang lebih parah, dengan kedalaman Pectus Excavatum mencapai 6 cm. Terapi ini mampu memperbaiki kondisi hingga 1-2 cm, bahkan dalam 20% kasus, peningkatan hingga mencapai level normal juga memungkinkan.
Prosedur Terapi Vacuum Bell
Tahapan pertama adalah memilih vacuum bell yang sesuai. Pemilihan ukuran vacuum bell harus disesuaikan dengan tubuh pasien dan kedalaman cekungan, sehingga perlu pengawasan dokter.
Pada awalnya, penggunaan vacuum bell dilakukan selama 30 menit, dua kali sehari. Kemudian, waktu penggunaan secara bertahap ditingkatkan hingga mencapai 2 jam, dua kali sehari, atau sesuai arahan dokter. Biasanya, penggunaan vacuum bell dipertahankan selama sekitar 1 tahun, meskipun durasinya dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu.
Bagi Anda yang merasa mengalami Pectus Excavatum, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui pilihan terapi yang tepat. Alternatifnya, mereka juga dapat mengunjungi klinik kami, Spine Clinic Family Holistic, untuk mendapatkan penanganan menggunakan vacuum bell (Eckart Klobe).
Hasil Sukses Pasien Pectus Excavatum
Berikut adalah Before After pasien dengan dada cekung yang kami tangani:
Pasien laki-laki, usia 16 tahun