Ankylosing Spondylitis bamboo spine

Ankylosing Spondylitis

5 mins read

Bamboo spine adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan radiologis pada tulang belakang yang menyerupai batang bambu. Kondisi ini paling sering dikaitkan dengan ankylosing spondylitis (AS), sebuah penyakit rematik kronis yang terutama mempengaruhi tulang belakang dan sendi sakroiliaka. Artikel ini akan membahas definisi, epidemiologi, patofisiologi, gejala, diagnosis, pengobatan, dan manajemen dari bamboo spine.


Apa itu Ankylosing Spondylitis / Bamboo Spine?

Bamboo Spine atau bahasa medisnya Ankylosing Spondylitis merupakan peradangan tulang belakang dan sendi tulang sacroiliac. Peradangan ini menyebabkan nyeri dan lama kelamaan ruas-ruas tulang belakang menyatu (fusion) seperti layaknya dahan pohon bambu.

bamboo spine adalah

Mobilitas dari tulang belakang ini makin lama akan semakin menurun, kaku dan keras. Bahkan untuk menoleh kiri kanan, minum air dan bangun dari tempat tidurpun akan terasa amat sulit.

Prevalensinya bervariasi di berbagai populasi, dengan insidensi yang lebih tinggi pada populasi Kaukasia dan lebih rendah pada populasi Asia dan Afrika. Pria lebih sering terkena daripada wanita, dengan rasio sekitar 3:1, dan onset penyakit biasanya terjadi pada usia 20-40 tahun.

Proses peradangan kronis pada AS dimulai di tempat-tempat di mana ligamen dan tendon menempel pada tulang (entesis). Peradangan ini menyebabkan erosi tulang dan pembentukan jaringan fibrosa, yang kemudian mengalami osifikasi, menyebabkan fusi tulang belakang yang memberikan penampilan seperti bambu pada radiografi.


Gejala Ankylosing Spondylitis / Bamboo Spine

Gejala awal AS sering tidak spesifik dan dapat mencakup nyeri punggung bawah yang menetap dan kekakuan, terutama pada pagi hari atau setelah periode istirahat. Seiring berjalannya waktu, peradangan kronis dapat menyebabkan penurunan mobilitas tulang belakang dan deformitas postural. Gejala lain yang mungkin muncul termasuk:

Gejala Ankylosing Spondylitis atau bamboo spine

1. Nyeri Punggung Bawah dan Kekakuan

Nyeri dan kekakuan pada punggung bawah adalah gejala utama dari AS. Seseorang dengan AS mungkin merasa punggungnya sangat kaku dan sakit setiap kali bangun tidur, namun rasa sakit tersebut berkurang setelah mereka bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Nyeri Daerah Pantat dan Panggul

Khususnya di tempat di mana tulang belakang bertemu dengan tulang panggul (sendi sakroiliaka). Nyeri ini bisa terasa di satu sisi atau di kedua sisi.

3. Kekakuan Tulang Belakang

Setelah duduk dalam waktu lama, seseorang dengan AS mungkin merasa sulit untuk berdiri tegak atau menggerakkan leher dan punggung mereka dengan bebas.

Seiring berjalannya waktu, peradangan kronis dapat menyebabkan tulang belakang menjadi kaku dan kehilangan fleksibilitasnya. Ini bisa mengurangi kemampuan seseorang untuk membungkuk atau memutar tubuh mereka.

4. Cepat Merasa Lelah

Meskipun cukup tidur, seseorang dengan AS mungkin masih merasa sangat lelah sepanjang hari, sehingga sulit bagi mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5. Kesulitan Bernafas

Fusi tulang belakang torakal (bagian tengah tulang belakang) dapat mengurangi kemampuan dada untuk mengembang penuh, menyebabkan kesulitan bernafas dalam.

Gejala-gejala ini dapat bervariasi dalam intensitas dan frekuensi, dan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari dapat sangat berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.


Diagnosis Ankylosing Spondylitis / Bamboo Spine

Untuk pastinya apakah anda terjangkit Bamboo Spine atau tidak, anda dapat memeriksa tes darah marker gen HLA-B27. Dan ini diwariskan secara genetik atau menurun dari orang tua. Setelah memeriksa darah, rontgen tulang belakang, melihat sampai stage apakah penyakit ini sudah berkembang serta melihat kondisi klinis Anda, barulah dapat disimpulkan apakah ini Bamboo spine atau bukan.

bamboo spine dalam x ray
Sebelah kiri adalah gambar cervical yang normal, sebelah kanan adalah gambar cervical ‘Bamboo Spine’.

Penyebab Ankylosing Spondylitis / Bamboo Spine

Penyebab pasti AS masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, imunologis, dan lingkungan semuanya berperan dalam perkembangan penyakit ini. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang diketahui:

1. Faktor Genetik

Faktor genetik memainkan peran penting dalam pengembangan AS. Sebagian besar pasien dengan AS memiliki antigen HLA-B27. Antigen ini adalah protein yang ditemukan di permukaan sel darah putih dan membantu sistem kekebalan tubuh membedakan antara sel tubuh sendiri dan sel asing. Sekitar 90-95% pasien AS memiliki HLA-B27, dibandingkan dengan sekitar 6-8% populasi umum. Namun, memiliki HLA-B27 tidak berarti seseorang pasti akan mengembangkan AS. Faktor genetik lainnya yang belum sepenuhnya dipahami juga mungkin terlibat.

2. Faktor Imunologis

Sistem kekebalan tubuh memainkan peran kunci dalam perkembangan AS. Pada AS, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, terutama di sekitar tulang belakang dan sendi sakroiliaka, menyebabkan peradangan kronis. Mekanisme pasti yang menyebabkan reaksi autoimun ini belum sepenuhnya jelas, tetapi keberadaan HLA-B27 dapat mengubah respons imun tubuh terhadap infeksi atau faktor lingkungan tertentu, sehingga meningkatkan risiko peradangan.


Pengobatan Ankylosing Spondylitis / Bamboo Spine

Tujuan utama dari pengobatan AS dan bamboo spine adalah untuk mengurangi gejala, mengendalikan peradangan, dan mencegah deformitas serta kehilangan fungsi.

Penanganan dari konsumsi obat anti radang, anti rematik (meski jgn jangka panjang), hingga terapi konvensional lebih baik dilakukan secara berkala, mulai terapi gerakan, traksi dan koreksi posisi tulang, akupuntur, herbal dan juga kondisi psikologis dan emosi yang positif sangatlah membantu dan meringankan penyakit ini.

1. Fisioterapi

Fisioterapi adalah komponen penting dalam pengobatan AS. Terapis fisik akan bekerja dengan pasien untuk merancang program latihan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan postur. Latihan peregangan membantu mengurangi kekakuan dan meningkatkan rentang gerak tulang belakang. Latihan penguatan, khususnya untuk otot-otot inti dan punggung, dapat membantu mendukung tulang belakang dan mengurangi nyeri.

2. Latihan Fleksibilitas

Latihan rutin sangat penting untuk mempertahankan mobilitas dan kesehatan secara keseluruhan. Contohnya, seperti berjalan, bersepeda, atau berenang dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular tanpa memberikan tekanan berlebih pada sendi. Nah, latihan peregangan dan postur seperti yoga atau pilates sangat bermanfaat dalam meningkatkan fleksibilitas dan memperbaiki postur tubuh, yang sering terpengaruh oleh AS.

3. Terapi Panas dan Dingin

Aplikasi panas dan dingin dapat membantu mengurangi nyeri dan kekakuan. Panas, seperti dari bantal pemanas atau mandi air hangat, dapat membantu melemaskan otot yang tegang dan meningkatkan aliran darah ke area yang sakit. Sebaliknya, aplikasi dingin, seperti es atau kompres dingin, dapat membantu mengurangi peradangan dan mati rasa pada area yang nyeri.

4. Modifikasi Gaya Hidup

Menyesuaikan aktivitas sehari-hari untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang dan sendi juga merupakan strategi penting. Ini bisa termasuk menggunakan peralatan ergonomis di tempat kerja, menghindari gerakan berulang yang dapat memperburuk gejala, dan memastikan bahwa lingkungan kerja dan rumah diatur untuk meminimalkan stres pada tubuh.

5. Terapi Biological Agent

Agen biologis merupakan sebuah protein yang didapat dari makhluk hidup (manusia/bakteri/virus) dan kemudian dimodifikasi secara genetik agar dapat menyerupai fungsi biologis manusia. Terapi menggunakan agen biologis biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan.

Dalam kaitan nya dengan penyakit Bamboo Spine terapi ini mampu mengatasi peradangan yang disebabkan oleh bamboo spine. Walaupun penyakit tersebut tidak dapat sembuh namun gejala-gejala yang ada dapat diperingan dengan menjalani terapi ini.

Cara Kerja Terapi Biological Agent

Hingga saat ini jenis agen biologis yang dapat dipakai tidak banyak sehingga sebelum menjalani terapi dokter anda akan melakukan beberapa uji terlebih dahulu dengan tujuan mencari agen biologis yang paling tepat untuk digunakan oleh penderita.

Setelah mendapatkan agen biologis yang cocok maka dokter akan memberikan terapi tersebut kepada anda dan terus dimonitor hingga 3 bulan kedepan.

Jika gejala – gejala yang timbul perlahan berkurang dan keadaan pasien membaik maka dokter akan terus menggunakan agen biologis yang sama atau bahkan mengganti dengan yang lebih baik jika seiring proses monitor dokter mempersiapkan agen biologis lain nya.

Agen biologis hanya dapat diberikan lewat suntikan atau infus karena agen biologis harus masuk ke dalam pembuluh darah. Jumlah pemberian agen biologis bervariasi tergantung dari jenis agen biologis yang dipakai, jenis penyakit yang diderita dan tingkat pengobatan yang dijalani.

Manfaat Terapi Biological Agent pada Penderita Bamboo Spine

Terdapat beberapa manfaat yang diberikan dengan menjalankan terapi agen biologis dibanding menjalani terapi lain nya. Pertama karena agen biologis ini tidak bersifat kimia atau buatan maka efek samping yang ditimbulkan tidak berbahaya dan dapat dicegah.

Kemudian karena penyakit ini menyebabkan peradangan dengan menjalani terapi ini kita dapat mencegah peradangan sebelum terjadi. Itu disebabkan oleh agen biologis yang mampu menekan faktor – faktor yang memicu terjadinya peradangan sehingga peradangan juga dapat dicegah.

Untuk itu menjalani terapi agen biologis untuk mengurangi gejala dari penyakit ini terbukti lebih baik dibanding terapi lain nya.

Dr. Budi Sugiarto Widjaja, MD

Dr. Budi Sugiarto Widjaja, MD merupakan CEO dari Spine Clinic Family Holistic sejak 2006, beliau yang membawa teknik Schroth Best Practice dan Brace GBW ke Indonesia serta telah menuliskan materi ilmiah mengenai tingkat keberhasilan Brace GBW dalam mengobati skoliosis dan keluhannya.